Gedung-gedung bertingkat yang terbuat dari tanah liat di kota Syibam. Foto: ar.wikipedia.org |
Awal Februari lalu rencananya saya dan teman-teman mahasiswa Indonesia Angkatan 15 Universitas Al-Ahgaff akan berwisata mengelilingi Yaman. Berbagai persiapan untuk menyukseskan kegiatan itu telah dilakukan. Mulai dari membuat surat perizinan, surat undangan, jenis bus yang layak pakai, juru masak yang andal, perkiraan tarif, hingga spanduk dan lain sebagainya.
Seorang teman dengan sangat antusias berkata, "Lima tahun tinggal di Yaman, masak enggak sempat mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sini? Kapan lagi momentum seperti ini datang? Rugi dong kalau cuma mendekam di Hadhramaut?"
Persiapan di atas sebenarnya sudah dilakukan cukup lama, tepatnya lima bulan yang lalu saat acara kumpul bareng di kolam renang. Dan tampaknya, adagium "Manusia boleh berkehendak, tapi Tuhan-lah yang menentukan" belum terlintas di benak kami waktu itu.
Akhir tahun 2013 lalu—kalau tak salah ingat—terjadi insiden peledakan bom di kantor Kementrian Pertahanan Yaman di ibu kota Sana'a. Disusul kemudian "pembantaian massal" di sebuah rumah sakit yang dilakukan oleh sekelompok teroris yang diduga termasuk jaringan Al-Qaeda. Belasan orang tak berdosa tewas seketika.
Dari hasil rekaman kamera pengintai (CCTV), cuplikan video dua insiden tersebut dengan cepat beredar luas di Youtube. Kami yang jauh derada di Yaman Selatan dengan mudah melihat itu melalui internet. Saya sangat sedih melihat korban berjatuhan akibat ketidakmanusiawian orang-orang yang tak bertanggung jawab. Di samping itu, saya juga sedih karena rencana wisata keliling Yaman yang sudah disusun matang berbulan-bulan terancam gagal.
Benar saja, hingga hari Senin terakhir bulan Maulid atau masa ujian semester berakhir, izin yang ditunggu-tunggu tak kunjung diberikan oleh pihak kuliah. Itu artinya, dengan kata lain, kami dilarang melakukan perjalanan ke luar kota. Dan ini bukan kali pertama pihak kuliah melarang para mahasiswa berkeliling Yaman. Tahun lalu, kakak kelas kami (angkatan 14) juga bernasib sama. Alasannya tentu sangat jelas: demi keamanan.
Kini, kami hanya bisa memandangi foto-foto yang tercetak di lembar undangan yang dibagikan kepada teman-teman. Foto-foto itu menampilkan pemandangan tempat wisata yang rencananya akan kami kunjungi. Sebagian di antaranya sudah pernah saya kunjungi, seperti "kakbah" Raja Abrahah di kota Sanaa Lama, wadi Dau'an yang terkenal dengan madu alaminya, kota Syibam yang terkenal dengan gedung-gedung bertingkat yang terbuat dari tanah liat, dan sungai buatan di kota Mukalla (ibu kota Provinsi Hadhramaut).
Adapun tempat-tempat yang belum sempat saya kunjungi, antara lain, Museum Nasional Sana'a, Bendungan Ma'rib (seperti yang dikisahkan dalam Alquran), sisa reruntuhan istana Ratu Balqis, pantai/pelabuhan Aden, perbukitan hijau di Taiz dan lain-lain.
Sungai buatan di kota Mukalla, Hadhramaut. Foto: Iffat Basheer |
Perbukitan hijau di Provinsi Ta'iz. (Foto: illaftrain.co.uk) |
Selain yang telah saya sebutkan di atas,
ada satu tempat lagi yang sampai saat ini masih membuat saya dan kawan-kawan penasaran
karena ekosistem di dalamnya yang menyimpan banyak "misteri".
Pulau
Sokotra
Adalah kepulauan kecil yang terletak di Samudera Hindia. Kepulauan ini terletak 80 kilometer sebelah timur dari "Tanduk Afrika", dan 380 kilometer sebelah selatan dari Jazirah Arab. Kepulauan ini sangat terisolasi, sehingga sepertiga dari biota (flora dan fauna) di dalamnya tidak dapat ditemui di tempat lain selain di kepulauan ini. Sementara Tanduk Afrika adalah sebuah semenanjung di Afrika Timur yang menonjol ke Laut Arabia dan terletak di sepanjang bagian selatan Teluk Aden. Istilah ini juga merujuk pada daerah lebih luas yang meliputi Somalia, Djibouti, Ethiopia dan Eritrea.
Sokotra merupakan bagian dari wilayah Republik Yaman. Pulau ini sudah lama menjadi bagian dari Provinsi Aden. Baru pada tahun 2004 masuk provinsi Hadhramaut, yang lebih dekat ke kepulauan tersebut ketimbang Aden (walaupun sebenarnya provinsi terdekat adalah Al-Mahrah).
Adalah kepulauan kecil yang terletak di Samudera Hindia. Kepulauan ini terletak 80 kilometer sebelah timur dari "Tanduk Afrika", dan 380 kilometer sebelah selatan dari Jazirah Arab. Kepulauan ini sangat terisolasi, sehingga sepertiga dari biota (flora dan fauna) di dalamnya tidak dapat ditemui di tempat lain selain di kepulauan ini. Sementara Tanduk Afrika adalah sebuah semenanjung di Afrika Timur yang menonjol ke Laut Arabia dan terletak di sepanjang bagian selatan Teluk Aden. Istilah ini juga merujuk pada daerah lebih luas yang meliputi Somalia, Djibouti, Ethiopia dan Eritrea.
Sokotra merupakan bagian dari wilayah Republik Yaman. Pulau ini sudah lama menjadi bagian dari Provinsi Aden. Baru pada tahun 2004 masuk provinsi Hadhramaut, yang lebih dekat ke kepulauan tersebut ketimbang Aden (walaupun sebenarnya provinsi terdekat adalah Al-Mahrah).
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada tahun 2008 menetapkan Pulau Sokotra sebagai salah satu situs cagar alam dunia yang kelestariannya dilindungi undang-undang internasional. Pulau Sokotra juga mendapat julukan "tempat teraneh" di dunia, dikarenakan aneka biota di dalamnya yang tergolong unik dan langka.
Kepiting-kepiting yang hidup di pantai Sokotra. Sumber Foto: astridavissa.wordpress.com |
Pohon darah naga; mirip jamur raksasa. Foto: travel.detik.com |
Kalau biasanya pohon yang sering dilihat
memiliki ranting dan daun yang memenuhi hampir setengah badan pohon, jangan
harap anda bisa menemukannya di sini. Pepohonan di Sokotra memiliki dahan yang
menghadap ke atas, dengan daun yang hanya tumbuh di ujung dahan.
Tumbuhan unik ini disebut pohon darah
naga. Konon, pemberian nama tersebut karena getah yang dikeluarkan dari pohon
ini berwarna merah—seperti darah naga. Meskipun begitu, masyarakat setempat
memanfaatkan getah ini sebagai ramuan obat pernafasan dan percernaan. Ada juga yang
memanfaatkan getah ini sebagai kemenyan, karena memang pohon ini mengeluarkan
bau kemenyan yang menyengat.
Pohon darah naga di Pulau Sokotra. Foto: ar.wikipedia.org |
Pohon lain yang unik di Sokotra adalah
pohon mentimun raksasa, pohon delima yang langka, dan pohon mawar gurun khas Sokotra.
Pohon-pohon aneh yang tumbuh di Pulau Sokotra. Sumber foto: sarifah-adinda.blogspot.com |
Pohon-pohon aneh yang tumbuh di Pulau Sokotra. Sumber foto: astridavissa.wordpress.com |
Sementara itu, panorama pantainya juga
tak kalah menarik. Bongkahan terumbu karangnya yang masih alami dan pasir
putihnya yang bersih seperti kapas membuat para wisatawan betah berlama-lama di tempat terpencil ini.
Bongkahan terumbu karang di Pulau Sokotra. Sumber foto: ar.wikipedia.org |
Pantai Pulau Sokotra dengan pasirnya yang putih bersih. Sumber foto: ar.wikipedia.org |
Apakah anda juga tertarik berpelesir ke sana?
Tulisan ini
diikutsertakan dalam "My Dreamy Vacation" yang diselenggarakan
oleh Mbak Indah Nuria Savitri.
Bersyukur di Indonesia sungainya alami tapi sayang tidak dijaga penuh :(
BalasHapusAiiii...ternyata ada yang ijo2 juga di sono, kirain isinya pasir doang. hehe
BalasHapusTapi keren lho, Timur Tengah itu masuk dalam list perjalananku nantinya, setelah ke Makkah-Madinah pastinya. Insya Allah.. sampaikan salamku dulu ya, doakan semoga nanti bisa meninggalkan jejak kaki di sana. Aamiiinn
Di tempat yang hijau-hijau itu juga sering turun hujan, sama seperti di Indonesia.
HapusSemoga bisa ziarah ke sini.
Saya suka ketuker antara KEPITING sama Rajungan
HapusApa boleh dikonsumsi? tidak melanggar syariat Islam?
Tidak semua jenis kepiting boleh dikonsumsi, hanya yang hidup di dalam air saja yang halal (Mazhab Syafii).
HapusWah, menarik nih, tempat-tempat yang jarang diangkat di Timur Tengah. Ternyata kondisi Yaman masih tak aman begitu ya. :(
BalasHapusAku tertarik banget ingin menjelajah tempat-tempat bersejarahnya, juga terutama Pulau Sokotra yang menarik banget, eksotis, seolah di negeri dongeng dengan biotanya yang unik-unik itu. Pengen ke sana...
Informasi yang menarik nih, jadi lebih tahu lagi tentang Yaman :)
BalasHapusTernyata banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi, jika suatu saat ke Timur Tengah :)
Bagus tulisan dan blog nya. Selalu kepingin bisa travelling dan hunting foto daerah timur tengah
BalasHapus:)
saya kira yaman padang pasir saja, trnyata ada tmpt2 hijaunya, pantai si sokotra jg uniik pake banget, tumbuhannya jg,, aaah *ngacung pengen plesir ke yaman*
BalasHapusWeeeeeeh weeeeeh weeh.. indah sekali
BalasHapuspohon darah naga bentuknya aneh ya...
BalasHapuswah keren sekali ya mas kalau bisa berkeliling jalan-jalan ke kota yaman. Bisa sambil foto-foto dan kenalan sama orang sana ya. Jadi pengen juga ni keluar negeri :)
BalasHapusMumpung di sana harus jalan2 yang banyak Mas
BalasHapusBagus banget ya, semoga aneka kejahatan segera reda
Salam hangat dari Surabaya
dalam waktu dekat ini saya belum ada rencana mau main ke Timur Tengah mas.. takut kena peluru nyasar hehe..
BalasHapuswaw waw waaw, kereeeen bangeeet..
BalasHapustumbuhannya juga unik2 yaaa >.<
ayok ahh, segera dilaksanakan plesirannya, mumpung masih di Yaman :D kalo dari Indonesia-kan jauh lagi hihi
indah semua pemandangannya
BalasHapusmakasih sudah ikutan ya ....nanti semua list akan diupdate :D...kalau sekarang belum masuk tunggu duluu yaah :D...
BalasHapusTerima kasih, Mbak Indah. Punya saya sudah dimenangkan. Alamatnya sudah saya kirim via DM.
Hapussaya suka sungai buatannya.... bersih... dan terawat... wish Indonesia's rivers will be better :(
BalasHapus