Logo Kartu As diambil dari sini. |
Sabtu sore (1 Mar) menjelang magrib,
saya kaget bukan kepalang. Penyebabnya bukan karena melihat daftar
"korban" seleksi alam di Universitas Al-Ahgaff yang kebanyakan adalah
teman dekat saya, tetapi lantaran sebuah teks balasan di layar ponsel yang
berbunyi, "Sisa pulsa Anda Rp0. Penggunaan pulsa di periode ini Rp44.000.
Aktif s.d. 10/03/2014." Malam hari sebelum pergantian bulan, teks tersebut
masih begini, "Sisa pulsa Anda Rp43.000. Penggunaan pulsa di periode ini
Rp1.000. Aktif s.d. 10/03/2014." Alhasil, dalam tempo kurang dari 24 jam,
pulsa senilai Rp43.000 raib entah ke mana.
Mereka yang akrab dengan peranti elektronik hape, terutama pengguna produk Telkomsel, tentu tahu bahwa kutipan teks di atas adalah layanan balasan dari *888# untuk mengecek sisa pulsa kartu prabayar (simPATI/Kartu As). Selain layanan itu, Telkomsel juga menyediakan layanan untuk mengecek transaksi terakhir (telepon, sms, atau paket data) dengan cara mengakses *887# lalu tekan OK.
Saya termasuk tipe orang yang tak suka gonta-ganti pasangan, termasuk untuk urusan nomor telepon. Sudah hampir 6 tahun ini, ketika teman-teman sudah "berselingkuh" dengan operator lain, saya masih setia memakai kartu As—salah satu produk Telkomsel—meskipun banyak operator seluler lain yang menawarkan tarif promo yang lebih murah.
Empat tahun yang lalu, ketika saya hendak meninggalkan tanah air untuk waktu yang cukup lama, nomor saya pernah diminta oleh seseorang namun saya tolak. Bahkan seorang wanita pelayan (call center) di Gerai Halo Cabang Purwodadi yang menyarankan "Sebaiknya ganti nomor saja. Biaya internasional roaming itu mahal, apalagi Bapak akan tinggal di sana dalam jangka panjang." hanya saya jawab dengan senyumanmanis,
alih-alih mempertimbangkan masukannya tersebut.
Alasan saya cukup sederhana. Saya tidak mau repot menyalin semua kontak nomor di memori SIM dan menyebar pesan pendek (sms) "Ini nomorku yang baru. Tolong disimpan, ya!" setiap kali ganti nomor—sebagaimana yang dilakukan oleh salah seorang teman. Selain itu, saya tidak ingin mengecewakan teman-teman lama yang ingin berkomunikasi melalui telepon atau sms.
Mereka yang akrab dengan peranti elektronik hape, terutama pengguna produk Telkomsel, tentu tahu bahwa kutipan teks di atas adalah layanan balasan dari *888# untuk mengecek sisa pulsa kartu prabayar (simPATI/Kartu As). Selain layanan itu, Telkomsel juga menyediakan layanan untuk mengecek transaksi terakhir (telepon, sms, atau paket data) dengan cara mengakses *887# lalu tekan OK.
Saya termasuk tipe orang yang tak suka gonta-ganti pasangan, termasuk untuk urusan nomor telepon. Sudah hampir 6 tahun ini, ketika teman-teman sudah "berselingkuh" dengan operator lain, saya masih setia memakai kartu As—salah satu produk Telkomsel—meskipun banyak operator seluler lain yang menawarkan tarif promo yang lebih murah.
Empat tahun yang lalu, ketika saya hendak meninggalkan tanah air untuk waktu yang cukup lama, nomor saya pernah diminta oleh seseorang namun saya tolak. Bahkan seorang wanita pelayan (call center) di Gerai Halo Cabang Purwodadi yang menyarankan "Sebaiknya ganti nomor saja. Biaya internasional roaming itu mahal, apalagi Bapak akan tinggal di sana dalam jangka panjang." hanya saya jawab dengan senyuman
Alasan saya cukup sederhana. Saya tidak mau repot menyalin semua kontak nomor di memori SIM dan menyebar pesan pendek (sms) "Ini nomorku yang baru. Tolong disimpan, ya!" setiap kali ganti nomor—sebagaimana yang dilakukan oleh salah seorang teman. Selain itu, saya tidak ingin mengecewakan teman-teman lama yang ingin berkomunikasi melalui telepon atau sms.
Tahun pertama di Yaman saya masih sering mendapat pesan pendek atau panggilan masuk. Untuk pesan pendek, tak ada masalah karena tidak dikenai biaya sama sekali. Akan tetapi, untuk panggilan masuk, saya memilih membiarkan saja ketimbang mengangkatnya karena akan dikenai biaya internasional roaming yang harganya selangit.
Keadaan seperti itu berlangsung beberapa bulan. Hingga pada suatu ketika, pulsa saya tiba-tiba berkurang dengan sendirinya. Saat saya cek di *887# ternyata ada laporan panggilan masuk sekian menit lengkap dengan tarif panggilan internasional roaming, padahal saya tidak pernah menjawab semua panggilan tersebut. Kejadian seperti itu tidak hanya sekali dua kali, tapi tak terhitung jumlahnya. Namun karena pulsa yang terpotong tak begitu banyak, saya tidak mengadukannya ke operator Telkomsel.
Untuk menghindari pemotongan pulsa terulang kembali, mulai saat itu semua panggilan yang masuk saya alihkan ke nomor rumah yang sudah tidak aktif (diblokir). Dan berhasil. Tak ada panggilan masuk; tak ada pulsa yang lesap; selama kurang lebih empat tahun—hingga peristiwa Sabtu sore menjelang magrib, 1 Maret 2014 lalu.
Kenapa kasus pulsa terpotong kembali menimpa saya? Tak tanggung-tanggung, kali ini pulsa yang hilang lumayan banyak: Rp43.000 (biasanya tak sampai Rp5000). Yang lebih menyedihkan lagi, musibah ini bertepatan dengan saat saya sedang mengadakan giveaway yang hadiahnya berupa pulsa Telkomsel dan tenggat pengirimannya tinggal seminggu lagi
Merasa dirugikan, saya pun akhirnya mencari tempat pengaduan di Twitter dan menulis tiga kicauan (tweet) sekaligus.
Seperti biasa, jawaban dari seberang sana
sangat diplomatis, "Saat pulsa terpotong, cek *887# gak? Keterangannya
apa? Gunain di HP apa ya? –Maudi." Kemudian saya balas melalui sebuah tweet
dan beberapa menit kemudian saya mendapat pesan langsung seperti ini
Sudah saya duga, meski hilangnya pulsa secara
tidak wajar, dalam database Telkomsel tercatat ada tiga kali panggilan masuk
dari nomor +6281345469xxx dengan perincian: biaya panggilan pertama senilai
Rp17.500, panggilan kedua Rp17.500 juga, dan panggilan ketiga Rp8000. Jumlah keseluruhan
adalah Rp43.000.
Aneh bin ajaib. Saya tidak sedang memanggil atau menerima telepon, tetapi pulsa saya ikut tersedot. Ternyata, di samping membebani biaya panggilan kepada nomor penelepon, Telkomsel juga membebani nomor penerima (yang dialihkan) dengan biaya yang sama. Hal ini juga berlaku meskipun nomor tujuan terakhir sudah tidak aktif.
Aneh bin ajaib. Saya tidak sedang memanggil atau menerima telepon, tetapi pulsa saya ikut tersedot. Ternyata, di samping membebani biaya panggilan kepada nomor penelepon, Telkomsel juga membebani nomor penerima (yang dialihkan) dengan biaya yang sama. Hal ini juga berlaku meskipun nomor tujuan terakhir sudah tidak aktif.
Lalu apakah operator lain juga menerapkan
prosedur semacam itu, saya kurang tahu. Yang jelas, maklumat seperti ini baru
saya ketahui setelah saya menjadi "korban". Dan saya rasa, banyak
pelanggan Telkomsel yang belum tahu tentang adanya "pungutan liar" seperti
ini.
Sekadar saran dari saya, jika Anda juga pengguna Telkomsel, jangan sekali-kali mengaktifkan fitur pengalihan panggilan (call forward), apalagi jika pulsanya berlimpah-limpah. Karena bisa jadi Anda akan bernasib sial seperti saya.
Sekadar saran dari saya, jika Anda juga pengguna Telkomsel, jangan sekali-kali mengaktifkan fitur pengalihan panggilan (call forward), apalagi jika pulsanya berlimpah-limpah. Karena bisa jadi Anda akan bernasib sial seperti saya.
* * *
Apakah pelayanan operator telepon Anda
memuaskan? Pernahkah Anda kehilangan pulsa tanpa ada penyebab yang jelas?
Saya juga sering mengalami hal ini. Nyaris serupa. Namun berbeda produknya Saya serng kehilangan pulsa XK saat melakukan browsing dengan paket tertentu Sudah di OFF kan layanannya namun masih tetap memotong pulsa
BalasHapusSenada dgn Kang Asep,
Hapustapi beda versi, saya dftr paket telpon internasional....eh pas mau di gunakan trnyata [katanya] negara tsb tdk termasuk dlm list yg dipaketkan. #gubrak
Berarti gw termasuk orang yang suka poligami dong? suka make banyak nomor. haha
BalasHapuswah, ternyata call forwarding itu makan biaya ya?
gw sih puas ama layanan dari XL dan Indosat, Te O pe banget pokok nya. :)
Iya, layanan call forward Telkomsel memotong pulsa, entah kalau operator lain.
HapusMana giveawaynyaaaaa #gagalfokus
BalasHapusTenang, Mbak Nunu. Akan saya carikan donatur. Mudah-mudahan bisa tepat waktu.
Hapuspernah juga sich kehilangan pulsa tanpa alasan yg jelas.
BalasHapuspke blekberi kan udah daftar paket full servis.
kalo ada pulsa 5000 aja sisanya, dipake internetan tau2 tu pulsa habis gak jelas.
kalo pulsa Rp.0 juga tetep bisa buat internetan krna udah daftar full servis.
aneh.
Wah, alhamdulillah saya belum pernah kehilangan pulsa :) soalnya jarang punya pulsa. Sekarang pake kartu apa juga suka lupa. Tapi kalau urusan pulsa modem, aku bisa menghabiskan 85.000/bulan. Hehe
BalasHapusAku juga lebih suka dihubungi melalui email, fb, atau tweeter ketimbang sms yang jarag banget kubalas. Kalau angkat telepon bolehlah. Terimakasih informasi menariknya :)
saya juga sering begini, berhubung pake smartphone jadi saya selalu beli paket kuota, namun saya juga selalu membeli pulsa untuk telfon/sms, namun setiap saya isi untuk telfon/sms pulsanya selalu habis dan nggak tau habis kepake buat apa.
BalasHapussaya pernah pake simpati, tapi gak pernah sih kehilangan pulsa gini >.<
BalasHapusgak ngerti juga itu knpa bisa kena pungutan juga --"
aneh yaa sebenernya ..
ckck
yg sabar yaa mas, semoga diganti yg lebih banyaaaaak :)
wah sayang banget ya kalau pulsa nya bisa ngilang getu aja. Harus minta ganti rugi mas :)
BalasHapusMana tulisan barunya pak
BalasHapussing sabar kang..
BalasHapusharus hati-hati berarti ya mas jangan pencet kode nomor sembarangan agar pulsa kita nggak hilang :)
BalasHapuscall forwarding itu memang bakal kena tarif telpon ke nomor pengalihan bro, operator yang lain juga sama.
BalasHapusmisal nomor X saya alihkan ke luar negeri, kan nggak mungkin si penelepon tetap dikenai biaya untuk telpon ke X tadi (operatornya nombok biaya telpon internasional), tapi juga nggak etis kalo penelepon tadi dikenai biaya telpon internasional (wong dia taunya sedang nelpon si X). Jadinya ya dibebankan ke X sendiri.
Btw, gimana cara ngaktifin call forwarding di telkomsel ya bro ??
Caranya: Menu> Settings> Call> Call Divert> Divert all Voice Calls> Activate. Saya memakai Nokia, mungkin hape merek lain caranya berbeda.
HapusSetahu saya mengalihkan panggilan ke nomor luar negeri itu enggak bisa. Saya sudah coba itu berkali-kali. Entah kalau operator lain. Intinya, operator (Telkomsel) membebankan biaya panggilan ke dua nomor sekaligus: (1) nomor penelepon dan (2) nomor yang mengaktifkan layanan call forward.
thanks buat caranya :)
Hapusmungkin ini bisa sedikit mencerahkan tentang call-forwarding http://forum.chip.co.id/showthread.php?t=135271&s=b93838fa8066b60b05e1df1a58f2e6db
wah saya baru tau tentang kejadian ini.. mgkn dulu pernah tapi mengabaikannya.
BalasHapusTerimakasih mas atas pengalamannya, saya jd harus waspada jg.
Saya sekarang ngalami kejadian kayak gitu gara" Tmn saya bagiin kode *21*500# 😔 ada simbolnya telepon di notif saya dg tulisan call forwading😭 akhirnya kan sy takut sama simbolnya..,trs sy matiin bsa. Gk ada simbolnya lagi. Pertanyaannya apkah setelah saya matikan call forwading nya pulsa sy gk kesedot lagi??
BalasHapus