![]() |
Ilustrasi gambar dipinjam dari sini. |
Sewaktu masih kecil, saya dan teman-teman sebaya pernah diberi cangkriman
oleh Kang Qomar, salah seorang abdi dalem di pondok pesantren tempat saya
belajar dulu. “Menurut kalian, lebih baik mana antara indra penglihatan dan indra
pendengaran?”
Semua sepakat menjawab, “Mata!”
“Salah,” kata Kang Qomar, “pendengaran jauh lebih utama ketimbang
penglihatan.”
“Alasannya, Kang?” tanya kami penasaran.
“Sederhana saja. Seumpama ada orang buta ingin menyeberang jalan, maka
orang-orang di sekitarnya yang punya belas kasihan akan dengan senang hati
menolongnya. Tapi sebaliknya, orang tuli yang sedang menyeberang bisa dimarahi
semua pengguna jalan hanya karena ia tidak mendengar bunyi klakson.”
Kalau dipikir-pikir, benar juga, ya?
Bertahun-tahun setelah obrolan itu berlalu, saya masih sangat ingat dan
makin penasaran dengan alasan-alasan lain yang lebih logis dan ilmiah.
* * *
Dalam kompilasi fatwa-fatwanya yang berjudul Al-Fatawa al-Haditsiyah,
Ibnu Hajar al-Haitami disebutkan pernah ditanya tentang hal ini; kemudian beliau
menjawab, “Jumhur fukaha berpendapat bahwa indra pendengaran lebih unggul
daripada indra penglihatan. Karena, dalam Alquran surah Yunus ayat 42, Allah
mengaitkan hilangnya akal dengan hilangnya pendengaran, dan tidak demikian halnya
dengan indra penglihatan.”
Dalam banyak ayat Alquran, lanjut Ibnu Hajar, kata As-Sami’ (Maha
Mendengar) didahulukan dari kata Al-Bashir (Maha Melihat). Pendahuluan
suatu perkara, seperti dijelaskan banyak ulama, menunjukkan keutamaan perkara
tersebut—kecuali ada dalil khusus yang memberi petunjuk sebaliknya.
Hal senada juga disampaikan Nasiruddin Al-Baidhawi dalam tafsirnya, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil.
Menurutnya, ilmu (pengetahuan) yang diserap melalui indra pendengaran jauh
lebih banyak daripada yang ditangkap oleh indra penglihatan. Pendengaran
merupakan indra pertama manusia yang berfungsi dan, menurut banyak kisah, yang
terakhir berfungsi sebelum tubuh kita mati.
Sampai di sini, mari kita renungkan sejenak ... benarkah apa yang kita
ketahui selama ini lebih banyak berasal dari indra pendengaran? Atau, dengan ungkapan
berbeda, informasi dari kokleakah yang lebih melekat dalam ingatan kita?