Lokasi Haul Imam Muhajir di Husaisah, Hadhramaut. Foto: Yuslan. |
Senyampang masih di
Hadhramaut, saya akan berusaha mengikuti setiap tradisi dan aktivitas keagamaan
yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang sudah
berlangsung secara turun-temurun adalah peringatan wafatnya Imam Muhajir yang
diselenggarakan setiap tanggal 15 Muharam di distrik Husaisah, sebuah daerah tak
berpenghuni berjarak sekitar 20 kilometer dari Tarim ke arah timur. Tahun ini, Haul
Imam Muhajir bertepatan pada hari Jumat, 7 November 2014.
Jumat sore (7/11) sesudah
salat Asar, saya berangkat ke Husaisah bersama rombongan bus Asosiasi Mahasiswa
Indonesia (AMI) di Universitas Al-Ahgaff. Ada 5 bus yang disediakan oleh
panitia; satu berukuran besar dan selebihnya berukuran sedang. Selain rombongan
itu, banyak juga yang berboncengan mengendarai sepeda motor. Saya dan seorang
kawan rencananya pengin ikut konvoi bersama mereka, namun karena motornya
sedang mogok, terpaksa saya ikut serta dalam rombongan bus itu.
Rombongan saya sampai
di Husaisah sekitar pukul 17.30 KSA. Suasana sudah sangat ramai ketika saya
tiba di sana. Bahkan bus yang saya tumpangi tidak bisa mendekat dan harus
parkir agak jauh dari lokasi acara.
Begitu memasuki pintu
gerbang, kami langsung disambut dengan tarian tradisional khas Yaman. Berbeda
dengan budaya tari di Indonesia yang identik dengan perempuan cantik, di sini
semua personelnya laki-laki yang sudah berumur. Penampilan mereka juga sangat
kasual dan unik: mengenakan sarung, berserban merah, dan membawa tongkat
melengkung sambil meneriakkan yel-yel yang saya sendiri tidak tahu apa artinya.
Saudara kembar saya, Lutfi Ahsanuddin, menolak ketika saya ajak menyaksikan pertunjukan
tersebut lebih dekat. “Kita ziarah dulu ke makam,” katanya.
Saya pun langsung
menuju ke makam Imam Muhajir yang sudah penuh sesak oleh para peziarah. Untuk
bisa masuk ke dalam, mau tidak mau saya harus mengantre sampai mereka keluar. Meski
demikian, saya cukup beruntung karena di waktu yang bersamaan Habib Umar bin Hafidz juga berziarah. Jadi, saya “hanya” mengamini saja doa-doa yang beliau bacakan.
Acara berziarah
selesai sesaat sebelum matahari terbenam.
Selepas salat
Magrib, acara dilanjutkan dengan pembacan selawat dan puji-pujian kepada
Rasulullah. Lalu dilanjutkan dengan ceramah-ceramah yang kemudian ditutup
dengan akad nikah, doa, dan salat Isya berjemaah.
Sebagai penutup
tulisan ini, saya ingin menyampaikan sedikit tentang biografi Imam Muhajir yang
(sebagian besar) saya nukil dari Al-A’lam karya Khairuddin Az-Zarkali.
Beliau memiliki
nama asli Ahmad bin Isa bin Muhammad Alhusaini. Lahir dan tumbuh besar di
Basrah, Irak. Pada tahun 317 Hijriah, beliau bersama keluarga dan para
pengikutnya bermigrasi ke Madinah. Setahun kemudian, beliau menunaikan ibadah
haji dan bertemu dengan rombongan dari Hadhramaut.
Pertemuannya dengan
orang-orang Hadhramaut itulah yang mendorong Imam Muhajir berhijrah dan melakukan
ekspansi dakwah ke sana. Pada waktu itu, Hadhramaut—termasuk sebagian wilayah Negara Oman saat ini—berada
di bawah pengaruh Ibadhiah, salah satu sekte Khawarij yang dipelopori oleh
Abdullah bin Ibadh Al-Maady. Kedatangannya ke Hadhramaut dengan membawa paham
ahlusunah waljamaah berhasil meredam dominasi Ibadhiah tersebut.
Sementara itu, gelar
“Al-Muhajir”—secara harfiah berarti imigran—beliau peroleh lantaran
perpindahannya dari Basrah ke Hadhramaut.
Salah satu cucu
beliau yang bernama Alawi bin Ubaidillah merupakan cikal bakal para habib (Alawiyyin)
dan ulama yang tersebar di bumi Hadhramaut hingga kini—termasuk di antaranya adalah
Al-Faqih Al-Muqaddam, nenek moyang Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di
Pulau Jawa.
haul? haul itu sama dengan peringatan berarti ya mas,,,,
BalasHapussemacam peringatan hari ulang tahun imam muhajir ya kak?
BalasHapusMbak Dwi dan Mbak Ina...
BalasHapusKata haul memang berasal dari bahasa Arab. Tetapi sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan arti (1) kekuasaan; kekuatan; (2) cukup waktu satu tahun bagi pemilikan harta kekayaan, spt perniagaan, emas, ternak sbg batas kewajiban membayar zakat; (3) peringatan hari wafat seseorang yg diadakan setahun sekali.
izin membaca dan menyimak mas hehehe
BalasHapusluar biasa ya ternyata di luar negeri juga ada acara haul juga, saya kira hanya di indonesia saja :D
BalasHapusOooo jadi Alawi bun Ubaidillah termasuk cucu Imam Muhajir ya, Mas.
BalasHapusBenar, Pak, sebagaimana penjelasan dalam kitab Al-A'lam itu.
Hapusberarti wilayah Hadhramaut dulu meliputi Oman juga ya?
BalasHapusDan karena itulah, setakat ini aliran Ibadiah masih dominan di negara tersebut (Kesultanan Oman).
HapusIstilah HAIUL ini sering saya dengar di Indonesia. Haul nya Almarhum Gus Dur misalnya. Soalnya saya juga fans berat Alm Gus Dur
BalasHapusDi Indonesia memang banyak sekali acara haul, khususnya di Pulau Jawa. Kalau di Pontianak sana bagaimana, Kang?
HapusWah sama aja deh kayaknya
HapusWah subhanllah ams mantap bisa ketemu orang keren macam pak sehh gitu... wah kalo saya di situ udah minta poto bareng saya haseehhh narsisnya masih kebawa sampe blog ini heheh pizz... ya sudah lah tak papa, semoga saya bisa menjejakkan tanah Yaman mas suatu hari nanti InsyaAllah aamiin mantap mas
BalasHapusAmin. Semoga suatu saat nanti bisa menginjakkan kaki di Yaman.
HapusDi blog ini banyak kisah ttg Yaman ya ... bagus buat yang mau ke Yaman ...
BalasHapusOya di buku yang saya resensi, tidak ada cerita puasa di Yaman .. di blog ini adakah?
Iya, tapi kebanyakan enggak penting, he-he. Cerita saat kami menjalani puasa Ramadan di Yaman bisa dilihat di sini.
HapusOh, dari Imam Muhajir ini to asal-usul para habaib yang menempelkan "marga" Alawiyyin-nya di Indonesia ini. Sangat populer kegiatan para Bani Alawiyyin ini, termasuk Tarekat Alawiyyah mereka. Bertambah lagi pemahaman saya. ^_^
BalasHapusSaya bertanya-tanya Mas Lutfi, di sana pakai bahasa apa ya? Arab atau ada bahasa Yaman sendiri?
BalasHapusPakai bahasa Arab, Mbak. Tentunya dengan aksen yang berbeda dengan negara-negara Arab lainnya. Dan, di sini juga ada gejala diglosia seperti di Indonesia.
Hapusluar biasa ya imam muhajir ini, bisa menjadi teladan yang baik bagi umat muslim di dunia :)
BalasHapusSama seperti di Indonesia, setiap ada perayaan, pasti yg datang banyak..
BalasHapussama nih artinya, di Bogor juga ada haul, cuma karena orang sunda di bilangnya jadi haol, ya itu peringatan meninggalnya seseorang setahun sekali ^^
BalasHapusternyata itu dr serapan bahasa arab yaa, baru tau