Pages - Menu

Jumat, 29 November 2013

Tundukkan Sultan, PPJJ Geser Astabar di Puncak Klasemen

AMI Champions League 2013 - PPJJ vs Sultan

Tarim – Tampaknya tim sepak bola PPJJ (Paguyuban Pelajar Jawa Tengah dan Jogjakarta) masih menjadi momok yang sangat menakutkan bagi Sultan FC. Semenjak resmi menyatakan dirinya menjadi sebuah tim sepak bola yang independen, Sulawesi dan Kalimantan (Sultan) tak pernah beruntung ketika bersua dengan PPJJ. Prestasi terbaik mereka adalah ketika berhasil menahan imbang PPJJ 1-1 pada pembukaan AMI Football Cup 2013 saat liburan Iduladha kemarin. Meskipun akhirnya gagal lolos ke babak semifinal setelah kalah melalui adu penalti.
Jumat pagi tadi, 29 Nopember 2013, Sultan FC terpaksa harus kembali menelan pil pahit. Alih-alih memperbaiki rekor pertemuan, Sultan FC malah dibantai 4 gol tanpa balas dalam turnamen AMI Champions League di lapangan 'Santiago Berbatu' Universitas Al-Ahgaff.
Bermain dengan penuh kepercayaan diri setelah menjuarai AMI Football Cup 2013, PPJJ berhasil mendominasi jalannya pertandingan sejak kick off babak pertama dimulai. Di sepuluh menit babak pertama, melalui sebuah serangan dari sektor tengah, Suryono melepaskan tendangan mendatar terarah tepat di sisi kiri gawang yang dijaga oleh Afrian. Beberapa saat kemudian, papan skor kembali berubah setelah pemain senior asal Purwodadi tersebut kembali mencetak gol melalui sundulannya memanfaatkan umpan lambung dari Faqih Ahmad.
Setelah 'mengajari' bagaimana caranya mencetak gol, pemain yang tidak pernah rosib dalam ujian itu kembali menjadi otak serangan terciptanya gol ketiga. Melalui umpan terobosannya ke dalam kotak penalti, bola diterima oleh Faqih Ahmad yang kemudian melakukan umpan tarik ke sisi kiri pertahanan Sultan FC. Ahmad Shofi Lutfi yang berdiri bebas dari kawalan, meresponnya dengan baik dan memaksa Afrian kembali memungut bola dari gawangnya. Ini merupakan debut sekaligus gol pertama pemain mungil asal Pedurungan, Semarang, itu, semenjak dipanggil oleh timnas PPJJ tahun lalu.

Jumat, 22 November 2013

(Tak Ada) Prediksi Jitu dalam Sepak Bola



FIFA World Cup 2014 Brasil
Logo resmi Piala Dunia 2014 Brasil
diambil dari sini
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari di jagat raya ini. Mulai dari anak kecil, remaja, dewasa hingga bapak-bapak, semua menyukainya. Bahkan di Inggris, yang konon diakui sebagai negara penemu sepak bola itu, seluruh anggota keluarga bisa menghabiskan akhir pekannya hanya di dalam stadion untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding. Tidak hanya itu, suporter timnas Inggris juga dikenal oleh dunia internasional sebagai suporter garis keras yang sering membuat huru-hara di negara orang. Sehingga, sepak terjangnya selalu mendapat perhatian serius dari petugas sekuriti daripada suporter negara lain..
Melihat animo masyarakat yang begitu besar, tidak mengherankan jika kemudian sepak bola dijadikan ladang bisnis oleh investor-investor kaya atau para pelaku ekonomi lainnya. Mereka berlomba-lomba menawarkan barang dan jasa perusahaanya untuk bisa menjadi bagian penting dalam dunia sepak bola. Sebut saja hak siar televisi, jasa transportasi, jasa penginapan hotel, iklan, merchandise, cendera mata dan lain-lain
Selain yang telah saya sebutkan, ada satu hal yang disadari atau tidak sangat meresahkan dan merugikan banyak orang. Yaitu bisnis perjudian yang lebih akrab dengan ungkapan "tebak hasil pertandingan" atau "tebak skor akhir".
Merebaknya praktik perjudian ini tidak hanya beredar di kalangan pengguna internet saja. Tetapi juga sudah merambah ke dunia nyata. Tengok saja para presenter televisi sebelum pertandingan bola dimulai, ia selalu menjanjikan hadiah kepada pemirsa yang undiannya keluar. Tentunya setelah hasil tebakannya benar. Apatah yang seperti ini tidak tergolong perjudian?
Di lingkungan tempat tinggal saya, fenomena taruhan sebelum nonton bareng sepak bola sudah menjadi kegaliban. Padahal sebagian besar dari mereka tidak tahu menahu tentang peta kekuatan masing-masing tim. Mereka melakukannya hanya sekadar demi mengikuti tren atau adu gengsi semata. Ironis.
Akibat dari maraknya praktik haram ini, banyak dari mereka yang imannya masih lemah memilih menempuh jalan pintas (baca: klenik). Dukun, kahin, paranormal dan orang pintar dimintai petunjuk ihwal hasil akhir sebuah pertandingan untuk memenangi taruhannya. Lebih konyol lagi, ketika euforia perhelatan Piala Eropa 2012 masing berlangsung beberapa bulan yang lalu, ada saja sebagian orang yang kehilangan akal sehatnya dengan meminta petunjuk kepada seekor gajah. Mantap. Apatah karena tempurung otak gajah dianggap lebih besar sehingga orang itu rela mengkerdilkan akalnya sendiri?

Selasa, 19 November 2013

Kuliah Umum Ilmu Hisab Falak



Gambar Planet
Biasanya saya yang diminta teman-teman Indonesia untuk mengadakan Diklat Hisab Falak saat liburan panjang. Dan alhamdulillah, semenjak kedatangan saya di kota Tarim tiga tahun lalu, terhitung sudah empat kali saya mengadakan pelatihan tersebut. Kadang-kadang ada juga beberapa orang Arab atau Afrika yang meminta hal serupa. Namun untuk permintaan yang kedua ini, saya belum bisa menyanggupinya karena beberapa kendala, di antaranya; waktu, bahasa pengantar, metode yang digunakan, dan buku diktat yang dipakai. Sampai sekarang saya masih bingung, bagaimana cara yang efisien untuk menyalurkan ilmu falak kepada mereka.

Beruntung sekali pada siang kemarin, Senin, 18 November 2013, saya bisa mengikuti kuliah umum tentang ilmu hisab falak yang diselenggarakan oleh Asosiasi Mahasiswa Yaman di Universitas Al-Ahgaff. Selain menambah wawasan anyar, setidaknya saya dapat pengalaman baru tentang metode dan cara penyampaian materi falak kepada orang non-Indonesia.

Adalah ustaz Abdurrahmân bin Thâhâ al-Habsyi yang menjadi pembicara dalam acara yang diadakan di auditorium fakultas Syari'ah tersebut. Selain menjadi dosen tetap di Universitas Al-Ahgaff, beliau juga menjadi pengasuh Ribath Fath wal Imdâd di daerah Hauthoh, sekitar 60 kilometer dari kota Tarim.

Sebagai kata pengantar, beliau bercerita awal mula dirinya mulai menekuni ilmu falak. "Sekitar lima tahun yang lalu, di bumi Hadhramaut ini, keberadaan ilmu falak masih belum tampak secara tertulis. Waktu itu, proses pembelajaran hanya dilakukan secara lisan." katanya. "Oleh karena itu, saya bertekad untuk menghidupkan ilmu yang sangat penting dan langka ini."

Keinginan tersebut bertambah manakala beliau menemukan sebuah manuskrip kitab falak berjudul Nibrâsul Jadzwah a-Mudlî'ah yang ditulis oleh kakek moyang beliau sendiri, yaitu Syekh Abdullâh bin Shâlih bin Hâsyim al-Habsyi.

Dengan dibantu salah seorang mahasiswa dari Indonesia yang bernama Habibul Huda (kiai saya yang juga pengasuh PP Fadllul Wahid), beliau mulai mengakaji manuskrip tersebut dan menuliskan taklikat di bawahnya.

Di sela-sela mengerjakan kajian manuskrip tersebut, beliau pergi ke India selama sebulan untuk belajar falak secara intensif dengan para ahli falak di sana sebelum akhirnya dapat benar-benar merampungkannya.

Setelah bercerita secara singkat, beliau menjelaskan bahwa dalam dunia perfalakan ada 9 (sembilan) lingkaran imajiner yang perlu diketahui. Lingkaran-lingkaran itu antara lain; lingkaran ufuk, lingkaran ekliptika, garis bentang khatulistiwa, garis lintang, garis bujur dan lain sebagainya.

Meskipun lingkaran-lingkaran itu tidak kasatmata, namun hasil suatu perhitungan yang didasarkan padanya adalah sesuatu yang eksak. Beliau mengibaratkan sebuah teori matematika: satu ditambah satu sama dengan dua, dua ditambah dua sama dengan empat, begitu juga seterusnya.

Kata "satu" dan "dua" adalah sesuatu yang tidak tampak (abstrak), kecuali jika kita ekspresikan dalam bentuk benda, "dua buah kelapa, tiga buah apel" dan sebagainya. Meskipun berangkat dari sesuatu yang abstrak, jika teorinya benar, maka akan menghasilkan nilai yang selalu benar pula.

Senin, 18 November 2013

Ono Ongko Ono Rupo



Uang bukan segalanya, banyak hal yang tidak bisa
dibeli dengan uang | Foto : Ismar Patrizki / ANTARA
Prinsip saya jika berurusan dengan uang adalah: jelas dan tegas. Jelas maksudnya, transparansi audit keuangan. Atau dengan ungkapan berbeda, untuk apa uang itu digunakan lengkap dengan detail perinciannya. Sedangkan tegas adalah sebuah kepastian, iya atau tidak sama sekali, tidak usah plintat-plintut.
Contoh sederhana, ketika saya diajak urunan masak untuk mengadakan suatu acara, terlebih dahulu saya katakan, "mau masak apa? apa saja yang dibeli? dan perkiraan habis berapa?" Bukan berarti saya mencurigai dan tidak mempercayai mereka, tapi pertanyaan seperti itu saya kira wajar sebagai bentuk tanggung jawab kita memegang amanah.
Jumlah iurannya pun juga harus jelas, "berapa?" sesuai dengan perkiraan yang telah ditentukan sebelumnya saat rembukan. Jika ternyata anggaran belanja membengkak (karena harga sembako di pasar sedang naik misalnya), itu wajar, nanti kekurangannya ditanggung bersama.
Permasalahannya adalah, jika sudah ada kesepakatan mengenai jumlah iuran yang ditentukan, tiba-tiba terjadi defisit karena keinginan pribadi salah seorang anggota. Lalu saya (sekadar contoh), disuruh menarik iuran lagi kepada anggota yang lain, dan tentunya saya akan mendapat sedikit omelan dari mereka, "Lho, katanya kemarin sudah cukup?" Agar tidak ada kesalahpahaman seperti itu, mestinya keinginan orang tersebut disampaikan langsung ketika musyawarah.
Berkaitan dengan itu, akhir-akhir ini saya dihubungi melalui pesan pendek (sms) oleh seorang teman lama waktu di pondok pesantren dulu. Singkat cerita, ia meminta bantuan saya untuk membelikan sebuah barang antik yang tidak ada/jarang ditemukan di Indonesia. Pembicaraan di antara kami semula berkisar mengenai harga barang, ongkos kirim, hingga proses pengiriman. Saya katakan kepadanya, "tak usah dipaketkan, biayanya mahal, nanti saya titipkan salah satu teman saya sepulang dari ibadah haji". Oke, kami pun menunggu para jamaah haji pulang dari tanah suci.
Lewat beberapa minggu setelah saya ber-sms-an dengannya, ia menghubungi saya lagi. Dalam sms-nya ia menulis, "teman kamu yang berhaji sudah pulang?" lalu saya jawab, "sudah". Kemudian ia bertanya lagi, "kalau begitu coba tanya kepada jasa pengiriman barang, 'berapa tarif paket barang per kilonya?" Hmmm, dikiranya teman saya yang berhaji cuma satu dan sudah pulang ke Indonesia, padahal ada belasan orang dan semuanya tidak langsung pulang ke tanah air, tapi singgah dulu di Yaman beberapa minggu.
Sms-nya yang terakhir masih saya jawab, tapi pertanyaannya tidak. "Kan sudah saya bilang, barangnya akan saya titipkan kepada salah seorang teman yang akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini. Jadi, nggak perlu ongkos kirim." Jawabku mulai kesal.
Syahdan. Balasan berikutnya yang saya terima adalah, "teman kamu itu orang mana?" Akhirnya saya malas dan kurang bersemangat menanggapinya, disamping pulsa sudah habis tinggal sedikit, pembicaraan kami tidak segera menemukan titik temu.
Mestinya, jika ia memang benar-benar serius, langsung saja pada intinya, "Saya butuh barang ini. Jumlahnya sekian. Berapa uang yang harus saya kirim? Tolong sertakan perinciannya." Andaikata pertanyaannya seperti itu, saya akan langsung bergerak cepat mencari informasi mengenai barang tersebut dan menjelaskannya sedetail mungkin, mulai dari harga barang, kurs Rupiah-Riyal Yaman, ongkos taksi saya, hingga alamat rumah teman yang saya titipi barang. Ini yang saya maksud dengan jelas dan tegas.
Ah, saya jadi teringat sebuah adagium dalam bahasa Jawa "ono ongko ono rupo" yang berarti ada uang ada barang.

Sabtu, 09 November 2013

Cerita ABG | Jangan Salahkan Mereka



Cerita ABG tidak selalu berbau negatif.
Sumber foto : Khodijatul Muna / Mbak U'un
Di era banjir informasi seperti sekarangi ini, siapapun dapat memperoleh apa saja yang ia inginkan terutama yang berkaitan dengan dunia informasi. Hanya dengan mengetikkan sebuah kata kunci pada mesin pencari di internet, yang bersangkutan akan langsung disuguhi lusinan maklumat dari berbagai sumber.
Sayangnya, tidak adanya sensor dari pihak yang berwajib membuat para pencari informasi tersebut bisa dengan leluasa menelusuri situs-situs nakal.yang tidal layak untuk dikunjungi. Ironisnya lagi, sebuah kata kunci yang secara harfiah.bersifat netral, mempunyai konotasi makna yang negatif akibat ulah dari oknum-oknum tak bertanggungjawab, seperti kalimat "Cerita ABG".
Oleh karena itu, Warung Blogger, sebuah komunitas bagi narablog Indonesia yang baru-baru ini saya ikuti mengadakan kompetisi SEO (Search Engine Optimization) bertajuk: gerakan PKK (Peduli Kata Kunci), pada hari Senin, 4 Nopermber 2013 lalu. Lomba ini diselenggarakan untuk tujuan mengkudeta konten-konten tak layak baca yang selama ini nangkrik di halaman pertama mesin pencarian Google. "Cerita ABG" adalah kata kunci yang bakal menjadi buah bibir para blogger di seluruh nusantara selama dua pekan ini. Sebuah perjuangan besar yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah secara individual, namun harus dilakukan secara berjamaah.
Meskipun saya bukan ahli dalam bidang ini, setidaknya saya senang bisa turut berpartisipasi dan menjadi bagian kecil dari sebuah perjuangan besar. (Kutipan dialog dalam film Republik Twitter).
Karena tidak ada ide yang terlintas, saya sempatkan baca-baca artikel di blog para kontestan yang sudah terdaftar. Di antara blog-blog itu ada yang sudah terindeks oleh Google dan menempati posisi 10 besar. Dan saya meyakini, tidak lama lagi blog ini yang lainnya akan segera menyusul. Semoga.
Dari sanalah, saya mendapati berbagai Cerita ABG unik dan menarik yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Seperti Cerita ABG Panas yang dijemur di bawah terik matahari, Cerita ABG Nakal Tertangkap Basah dan lain sebagainya. Setelah lelah baca beberapa artikel, saya baru nemu sesuatu yang ingin dituliskan. Kasihan sekali ya?
Menurut pemahaman saya (mungkin berbeda dengan Anda), istilah ABG (Anak Baru Gede) itu muradif dengan pubertas dan balig. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur sembilan hingga lima belas tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita pubertas ditandai dengan datang bulan, sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Lawan kata balig adalah anak kecil.

Senin, 04 November 2013

Polemik Awal Tahun Baru 1435 Hijriyah



Memahami sistem perhitungan kalender beserta metodenya dengan benar sangat berpengaruh terhadap sah dan tidaknya aktifitas ibadah ummat Islam. Sebaliknya, kesalahan pengertian dalam hal ini (baca: penetapan awal bulan) juga dapat mejadikan ibadah mereka kurang sempurna.

Kemarin pagi, ketika saya masih berada di ruang ujian, seorang petugas dari bagian Tata Usaha mengumumkan bahwa hari ini (Senin, 4 November 2013) kuliah libur dalam rangka memperingati awal tahun baru Hijriyah dan jadwal ujian diundur sehari setelahnya. Pemberitahuan mendadak seperti itu sebenarnya biasa saja karena pada tahun-tahun sebelumnya kuliah juga memberi jatah satu hari libur pada momen yang sama.

Permasalahan baru muncul sore harinya, tepatnya menjelang waktu magrib, saat orang-orang Arab di kamar bertanya tentang doa akhir tahun dan awal tahun. Sementara seorang teman Indonesia bertanya kepada saya, "apa benar besok sudah masuk tanggal 1 Muharam?" Lalu saya jawab, "insya Allah hari Selasa!" Kemudian ia melanjutkan, "ya sudah, aku ikut mazhab kamu saja. Di Indonesia sepertinya juga hari Selasa."

"Lho, bukannya dalam kalender, hari ini (Senin) sudah tanggal 1 Muharram 1435 H? Buktinya pihak kuliah telah menetapkan bahwa liburnya hari ini?" kata orang Arab menyanggah.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu kita harus tahu kriteria penentuan awal bulan berbagai macam kalender serta fungsi sesungguhnya dari penyusunan kalender tersebut.

Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar As-Syathiri pernah ditanya mengenai kalender yang banyak beredar saat ini, apakah ada metode khusus dalam penyusunannya? Beliau menjawab, bahwa bulan (penanggalan) Qamariyah dibagi menjadi tiga macam.

Pertama, syahr falaki (bulan astronomis) yang diawali ketika matahari-bulan berada dalam satu bujur yang sama (konjungsi) hingga fase konjungsi berikutnya. Pembicaraan mengenai hal ini tidak begitu populer karena hanya beredar di kalangan para ahli saja.

Kedua, syahr isthilahiy (penanggalan konvensional) yang beredar secara luas di pasaran. Penanggalan jenis ini hanya disusun untuk keperluan administrasi, seperti peringatan hari besar Islam, hari libur nasional (termasuk tahun baru) dan sebagainya. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu ibadah seperti awal puasa dan lebaran. Sistem perhitungannya pun juga sangat sederhana. Untuk bulan-bulan ganjil seperti Muharram, Rabiul Awal, Jumadil Awal dan seterusnya berumur 30 hari. Sedangkan bulan-bulan genap seperti safar, Rabiul Tsani, Jumadil Akhir dan seterusnya berumur 29 hari. Bagi siapa saja yang mencetak kalender jenis ini dan menjadikan bulan Muharram 29 hari (misalnya), maka ia telah menyalahi konsensus mayoritas ahli hisab.

Jumat, 01 November 2013

Penampakan Gerhana Matahari di Pengujung Tahun 1434 H



Gerhana Matahari 3 Nopember 2013
Sumber foto: nationalgeographic.com
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
[QS. Fushshilat : 37]


Gerhana matahari merupakan fenomena alam yang terjadi karena cahaya matahari yang mengarah ke bumi terhalang oleh bulan. Hal itu terjadi saat matahari, bulan dan bumi berada dalam posisi sejajar. Dalam term ilmu Hisab Falak, peristiwa seperti ini lazim disebut konjungsi atau ijtimak. Meskipun ijtimak terjadi setiap akhir bulan Hijriyah (tanggal 28 atau 29), gerhana matahari hanya terjadi minimal enam bulan sekali di tempat yang sama.

Orang-orang tempo dulu sering menyangkutpautkan peristiwa alam ini dengan kelahiran atau kematian seseorang. Misalnya saja ketika Sayyid Husain bin Ali radliyallahu anhu dibunuh pada tanggal 10 Muharram, mendadak cahaya matahari meredup, sehingga bumi menjadi gelap gulita. Lalu sebagian dari mereka menduga ada gerhana matahari, padahal sebenarnya itu bukan gerhana menurut istilah ahli astronomi (sinar matahari terhalang oleh bulan), melainkan ada semacam kabut hitam yang muncul menyelimuti matahari. Hal ini sesuai dengan teori ilmu Hisab Falak yang menyatakan bahwa gerhana matahari tidak mungkin terjadi pada tanggal 10 (sepuluh), melainkan pada akhir bulan qamariyah. [Lihat kitab: Syarh Al-Yâqût al-Nafîs bab Salat Kusuf].

Untuk gerhana matahari di akhir bulan Zulhijah 1434 nanti, tepatnya pada hari Minggu, 3 Nopember 2013, tidak semua penduduk bumi dapat melihatnya. Pasalnya, hanya negara-negara Arab, Afrika dan sebagian negara di Amerika Utara dan Selatan yang berkesempatan menyaksikannya. Negara Yaman termasuk beruntung karena secara geografis letaknya berada di daerah tropis.

"Di antara negara-negara Arab, Yaman menempati urutan kedua setelah Somalia sebagai wilayah paling strategis untuk mengamati gerhana kali ini". Kata Muhammad Abdul Karim, pakar ilmu Hisab asal Libya mengomentari kiriman saya di milis grup ICOP beberapa waktu lalu.

Bagi seorang pelajar di bidang kajian ilmu Islam (baca: santri), mestinya momentum spesial seperti ini digunakan sebaik-baiknya untuk mempraktikkan apa yang telah kita pelajari selama ini; mulai dari salat kusuf serta khotbahnya, bersedekah, memperbanyak istighfar, mawas diri dan lain sebagainya. Bukannya malah dijadikan sebagai ajang ekshibisi, objek observasi, dan 'adu kebenaran' hasil hisab sebagaimana yang sering dilakukan oleh mahasiswa kampus atau para civitas akademika.