Tarim – Sejak digulirkannya
kompetisi sepak bola antar provinsi di lingkungan kampus Universitas Al-Ahgaff,
Jawa Tengah, sebagai salah satu penduduk terbanyak, belum pernah menjuarai
ajang bergengsi ini. Sore kemarin, dihadapan puluhan pasang mata pendukungnya,
Jawa Tengah berhasil mengakhiri penantian panjang tersebut.
Partai final kali ini
mempertemukan dua tim raksasa asal pulau Jawa, Jateng FC dan Jabar FC. Jawa Barat,
yang sempat memimpin dengan skor 1-0 hingga paruh babak kedua, menerapkan
strategi bertahan total. Hanya menyisakan satu striker di depan, anak-anak
Sunda ini berkerumun di barisan belakang untuk mempertahankan keunggulan mereka.
Walhasil, stadion mini Al-Ahgaff yang berukuran panjang sekitar 40 meter ini
hanya digunakan setengahnya saja.
Tiga gelandang serang Jawa
Tengah, Ahmad Mansur, Faqih Ahmad dan Suryono berjuang ekstra keras untuk
menggempur pertahanan solid Jabar. Kerja keras mereka membuahkan hasil ketika
Ahmad Mansur mendapat celah terbuka dan berhasil melesakkan tendangan keras
tepat di pojok kiri gawang Ahmad Saifullah. Sontak suara yel-yel suporter garis
keras Jateng yang dimotori oleh Gus Ihsan Kamaluddin kembali menggelegar. Pertandingan
sempat dihentikan beberapa saat karena gawang Jawa Barat rusak akibat gol
tersebut.
Kedudukan imbang membuat semangat
Jateng bergelora, sementara Jabar yang terlanjur bermain hati-hati nampaknya lebih
menginginkan terjadinya adu pinalti. Petaka bagi Jabar di menit-menit akhir
ketika tendangan gawang Suryono melambung tinggi dan menukik tepat di mulut
gawang Jawa Barat. Sebelum masuk, bola sempat mengenai kaki Ahmad Saifullah
sehingga wasit memutuskan gol itu sah. Tidak selang lama setelah terjadinya gol
ini, wasit meniup peluit panjang bertanda berakhirnya pertandingan.
Tahun lalu, dalam ajang Peringatan
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sebenarnya Jawa Tengah berhasil masuk ke
final. Dalam final tersebut mereka bertemu dengan juara bertahan Jatim. Sempat
unggul dua gol namun Jatim berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-3 melalui
penyerang veteran asal Tuban, Muhammad Ali Musyaffa'.
Pertandingan sore tadi
mengingatkan kita kembali pada Final Liga Champions tahun 1998 antara
Manchester United melawan Bayer Munchen, partai final paling dramatis dalam
sejarah itu. Bedanya, jika dua gol MU terjadi pada masa injury time, maka
dua gol Jawa Tengah tercipta menjelang pertandingan usai. Bravo!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!