Sumber gambar: teknoup.com |
Sebenarnya saya
ingin memakai kata terkenal, sebagai pengganti kata dikenal, pada
judul kalimat di atas. Tetapi karena yang pertama memberi kesan “tinggi” dan,
sebagai orang Indonesia, saya dituntut untuk mewakili sikap rendah hati dalam
berbahasa, maka niat itu saya urungkan. Jika tidak, mungkin Anda langsung
mengecap saya “angkuh” hanya karena membaca judul tersebut. Betul, kan? Ayo,
mengaku saja!
Beberapa orang di
dunia nyata yang telah membaca tulisan-tulisan enggak penting di blog ini
mulai memberikan respons. Komentar mereka tidak ditulis di kolom komentar
sebagaimana yang lazim dilakukan para blogger, melainkan disampaikan langsung kepada saya. Tanggapan mereka pun beragam. Ada yang mendukung dan
menganjurkan untuk terus menulis—apa pun topik bahasannya. Ada juga yang malah minta
secara khusus dibuatkan semacam biografi, puisi, cerita terkait dirinya, dan lain
sebagainya.
Selain itu, ada
juga komentar yang agak serius (biasanya datang dari golongan santri/kaum
intelektual). “Menulislah sesuatu yang lebih ilmiah supaya bisa dimanfaatkan
banyak orang,” kata mereka menyarankan.
Sebagai narablog
amatir, saya tidak pernah menyangka jika tulisan di blog ini akan mendapat reaksi
dari pembaca seperti itu. Meskipun demikian, dalam hati kecil saya juga
berharap apa yang saya publikasikan selama ini bisa memberi manfaat kepada para
pembaca. Saya juga menyadari bahwa menulis hal-hal yang tidak penting akan
membuang-buang banyak waktu. Tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah hanya
tulisan berkategori ilmiah saja—khususnya tentang hukum agama—yang bisa memberi
manfaat kepada orang lain?
* * *
Saya samar-samar
masih ingat salah satu tayangan episode Kick Andy beberapa tahun silam.
Waktu itu yang menjadi bintang tamu adalah seorang ibu dari Bekasi yang beberapa
waktu sebelumnya mengirim surat kepada Andy Flores Noya, Pemimpin Redaksi Metro
TV sekaligus pemandu acara tersebut.
Sang ibu
menceritakan anaknya yang tidak bisa lepas dari ketergantungan obat-obatan
terlarang. Ia sangat sedih lantaran anak sulungnya itu juga tidak mau melanjutkan
kuliah dan menelantarkan skripsinya begitu saja. Praktis, selama setahun
terakhir, si anak hanya bermalas-malasan di dalam kamar seperti tak memiliki
gairah hidup.
Sang ibu merasa
putus asa dan nyaris frustrasi.
Suatu hari, di
tengah keputusasaannya itu, sang ibu mendapati anaknya sedang membaca buku sambil
menangis tersedu-sedu di dalam kamar. Gaya hidup anaknya juga berubah total
setelah membaca buku itu. Si anak yang sebelumnya kasar dan keras kepala
sekarang menjadi lemah lembut dan periang. Bahkan, kini si anak dapat lepas
dari kecanduan narkoba dan mau melanjutkan skripsinya hingga selesai.
Setelah diselidiki,
ternyata buku yang dibaca itu adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata. Rupanya si anak malu dengan Lintang—tokoh utama dalam novel itu—yang
dengan segala keterbatasannya tetap punya spirit untuk terus belajar. Meskipun
pada akhirnya, Lintang terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolah karena ayahnya
hilang saat pergi melaut.
Saya terkesima
mendengar penuturan ibu itu. Bagaimana mungkin sebuah novel bisa mengubah 180
derajat pola hidup seseorang? Sebegitu besarkah pengaruh novel terhadap
perilaku manusia?
Aristoteles telah
memberi jawaban atas pertanyaan saya tersebut. Filsuf Yunani pelopor ilmu
mantik itu berpendapat bahwa seni—di mana salah satu jenisnya adalah karya
sastra seperti novel—memiliki fungsi untuk membuat katarsis bagi masyarakat.
Katarsis berarti pelepasan hal-hal yang negatif atau dalam bahasa religi berati
pemurnian jiwa. Dengan demikian, seorang yang menikmati seni dapat termurnikan
jiwanya sehingga tingkah lakunya menjadi baik.
Usai menyaksikan video Kick Andy itu,
saya mulai penasaran dengan buku-buku sejenis novel dan berupaya meluangkan
waktu untuk membacanya. Tidak hanya yang diangkat dari kisah nyata seperti Laskar
Pelangi, novel fiksi milik Dan Brown—seperti The Da Vinci Code, Angel
and Demon, Deception Point, Digital Forters, dan The Lost
Symbol—juga sudah selesai saya baca. Dan meski
buku-buku itu bukan termasuk karya ilmiah, saya merasa mendapat faedah dengan sekadar
membaca serta menikmati alur ceritanya.
Melalui blog sederhana
ini, saya tidak bermaksud mengisnpirasi banyak orang seperti kisah superhero
dalam novel Laskar Pelangi. Tetapi paling tidak, menurut saya, karya-karya
nonilmiah seperti itu (kadang) juga berguna bagi para pembaca. Karena
bagaimanapun, pembaca—dengan latar belakang yang bermacam-macam—tentu mempunyai
selera baca yang berbeda antara satu dan yang lain.
* * *
Penting untuk
diingat bahwa kita harus bersiap-sedia membagi pikiran demi terciptanya
pertukaran empati. Dan, yang lebih penting lagi, tidak meremehkan pengetahuan
orang lain mengenai sesuatu hanya karena kita punya gelar akademik dan karier
yang lebih baik. Bukankah kita sering melakukannya?
Semoga di tahun
2015 ini, dan tahun-tahun yang akan datang, saya bisa membuat tulisan yang lebih
“ilmiah” dan berguna bagi semua pembaca—apa pun latar belakang mereka.
Sama nih. Dari blog, banyak tanggapan positif bahkan banyak yang nawarin kerjaan untuk menulis di website, juga banyak yang minta dibuatkan prosa dan syair untuk lirik lagu. Testimoni saya pun dimuat di majalah. Menurut saya yang ga penting bisa jadi penting bagi beberapa orang tertentu, tentunya ditulis dengan format anti alay meski tema-nya bukan ilmiah. Sampah pun kalo diolah jadi sesuatu yang bernilai, bukan? Jadi walau ga ilmiah, orang yang berpikiran positif pasti bakal nemu celah positif juga di tiap tulisan. Oh iya, buku-buku yang antum baca, juga saya baca semua. Hehe
BalasHapusTerima kasih, Mbak, atas komentarnya yang memotivasi.
Hapusiya mas pastinya lama2 semua pada tahu dan membaca semua pengalaman mas di tanah arab sana, krena dari cerita2 itu kita penasaran dan selalu mencarinya
BalasHapusTerima kasih, Mbak. Semoga tulisan-tulisan "enggak penting" di blog ini bermanfaat.
HapusAlhamdulillah, semoga bisa terus berkarya dan terus menulis Mas Lutfi :)
BalasHapusmenulislah karena memang ingin menulis, bukan karena hal lain :)
BalasHapusOke, sip! Barangkali kaus-kaus sampean mau dipromosikan di sini? :)
Hapuskaos itu proyek iseng-iseng berhadiah. Belum ada dana buat pasang iklan dimana-mana. :|
Hapustp klo mau direview gratisan, monggo mawon. :)
Bagaimana bisa me-review kalau saya belum pernah melihat barangnya langsung? Berarti kapan-kapan saya mesti mampir ke rumah sampean :)
Hapusdi tunggu cerita-ceritanya ya. ilmu baru buat saya
BalasHapusTerima kasih, Mak Lidya.
HapusMenulis di blog itu soal hati tidak bisa dipaksakan harus selalu menulis sesuatu yg ilmiah ...
BalasHapusBenar, Mas. Segala sesuatu yang dipaksakan pasti datangnya tidak dari hati.
HapusLanjutkan lah :)
BalasHapusSetidaknya dg menulis blog jejak kita ttp ada di dunia mski kita telah k3mbali ke sana. Apalagi jejak itu adalah k
BalasHapusKebaikan
HapusSeperti kalimat deskripsi blog ini di atas :)
Hapuswah mantap mas lanjtkan saya pembaca... Iqro mas kunci dari umatnya Nabi... Iqro maka akan tahu apa yang tidak diketahui hehe amazing...
BalasHapusMantap, Mas Angki!
Hapussetuju juga mas,tak hanya tulisan ilmiah yang bermanfaat tapi tulisan non ilmiah juga banyak manfaatnya.toh buktinya bnayak juga yang terinspirasi dari novel misalnya.
BalasHapusYuhuuu..tulisan, tayangn TV, dan obrolan di radio, memang bsia mempengaruhi pikiran dan sikap orang memang, karena aku pernah mengalaminya, hihihi.
BalasHapusBtw...Lutfi nulis artikel sdh di kampung halaman ya,. tambah semangat berbagi ya, ....
Betul, mas. tulisan dan apalagi buku, bisa berpengaruh pada pembacanya. semangat berbagi, mas. tak mesti berupa karya ilmiah. karena seperti yang mas perkirakan, terkadang cerita pribadi pun bisa menginspirasi seseorang.
BalasHapusAamiin. .. smoga cita2nya terlaksana. Lebih banyak menulis untuk kebaikan :-)
BalasHapusAku juga dulu maunya sih nulis-nulis yang ilmiah, meski di blog. Eh, lama-lama malah lebih senang nulis cerita & gaya personal aja. Beberapa orang memang nggak tahu (atau gak mau tahu) asyiknya & manfaatnya membaca novel. Aku sih termasuk yang berpendapat bahwa tulisan sederhana sekalipun bisa berpotensi bermanfaat & menginspirasi. Bisa jadi itu tentang hal2 kecil. Dan ya, setiap orang punya seleranya sendiri. Sebagian org suka terinspirasi dari tulisan2 motivasi ala how to, sebagian lebih terinspirasi jika penyampaiannya lewat cerita, dll... :)
BalasHapus