Kota Mukalla di malam hari. Foto: Wikipedia.org |
Setelah
sempat ditunda berkali-kali karena kondisi asrama yang belum memadai, akhirnya
rencana teman-teman mahasiswa Al-Ahgaff angkatan 15 bepergian ke Mukalla terlaksana
juga. Selasa (8/7) dua pekan lalu, sekitar pukul 20.30 KSA,tiga bus berukuran
sedang yang sudah menunggu selama setengah jam di lapangan kampus bertolak
menuju ibu kota Provinsi Hadhramaut itu.
Perjalanan kali ini bukan sekadar rekreasi atau sebaagai ganti rihlah keliling Yaman yang gagal, tetapi merupakan kegiatan wajib nonkurikuler bagi mahasiswa tingkat akhir sebelum mereka pulang ke negaranya masing-masing. Ada sekitar 120 mahasiswa dalam rombongan itu yang berasal dari lima negara berbeda: Indonesia, Yaman, Somalia, Tanzania, dan Burkina Faso.
Kegiatan yang dimaksud adalah pengajian kilat selama dua minggu yang dibimbing langsung oleh Habib Abdullah Muhammad Baharun, Rektor Universitas Al-Ahgaff, Yaman. Adapun materi yang akan dikaji beraneka ragam, mulai dari sekte-sekte dalam Islam beserta arus pemikirannya, metode dakwah, aturan berfatwa, dunia politik, liberalisme, pluralisme, dan isu-isu keagamaan lainnya.
Selain mengikuti kegiatan ilmiah tersebut, kami juga bernostalgia dengan keindahan kota pelabuhan di Semenanjung Arabia itu. Meski bukan termasuk kota metropolitan, Mukalla memiliki pemandangan lanskap yang memesona, terutama saat malam hari.Udaranya memang panas dan lengas, tetapi angin sepoi-sepoi yang berembus dari arah laut sangat sejuk dan menyegarkan.
Di kota ini pula, tepatnya di distrik Fuwwah, Kantor Pusat Universitas Al-Ahgaff dan seluruh fakultasnya—kecuali Fakultas Syariat dan Hukum—berada. Para mahasiswa yang baru datang dari Indonesia (semester pertama), juga ditempatkan di sini selama setahun sebelum akhirnya dipindah ke Tarim. Empat tahun yang lalu kami juga tinggal di sini selama setahun. Inilah yang saya maksud dengan kata bernostalgia tadi.
Perjalanan dari Tarim ke Mukalla yang “hanya” berjarak 174 kilometer semestinya bisa ditempuh selama lima jam saja. Tetapi karena banyaknya ruas jalan yang rusak, laju kendaraan menjadi terhambat. Teman-teman juga banyak yang kecapaian dan sepakat untuk berlama-lama istirahat di persinggahan. Akhirnya, perjalanan malam itu memakan waktu hampir 9 jam! Kami baru sangkil ke Kota Fuwwah pada pukul 5 pagi.
Di asrama penampungan, saya merasa beruntung karena sekamar dengan mahasiswa mustawa awal (tingkat satu) yang sangat ramah dan asyik diajak bicara, tidak ada satu pun teman dari Tarim yang menyertai saya di kamar itu. Saya mendapat teman baru sekaligus suasana baru. Mereka itu di antaranya: Al-Junaid Muhammad Idris, orang Papua asal Manado; Muhammad Syafiq Afif, anak Surabaya lulusan Pondok Pesantren Sirajul Mukhlasin, Magelang; Muhammad Wildan Firdaus, dari Purwakarta, Jawa Barat; Yayat Dimyati, alumni PP Langitan asal Kuningan, Jawa Barat; dan Cendra Mokodompit, orang asli Manado, Sulawesi Utara.
Hari-hari di Mukalla kami jalani dengan senang hati, meski terkadang listrik mati dan air di kamar mandi sering habis. Pagi sampai siang kami istirahat berjemaah alias tidur. Lalu seusai salat Zuhur kami berangkat ke kediaman Habib Baharun untuk mengaji. Kemudian malam harinya, selepas salat Tarawih, sebagian pergi ke pasar dan sebagian yang lain makan angin ke laut.
Hingga tanpa terasa kami sudah setengah bulan di Mukalla danpengajian dengan Habib Baharun pun telah usai. Kini tiba saatnya kembali ke Tarim untuk menyelesaikan urusan yang tersisa sebelum pulang ke tanah air. Saya sendiri masih pengin menikmati suasana Mukalla dan menetap di sini untuk sementara waktu.
*
* *
Ketika
saya memublikasikan tulisan ini, teman-teman tengah dalam perjalanan menuju
Tarim. Saya hanya bisa mendoakan, semoga mereka selamat sampai tujuan dan
kegiatan safari Ramadan ini bermanfaat untuk semuanya.
Wah seru kegiatannya. Btw cepat ya... Perasaan baru kemarin sudah mau lulus.
BalasHapussepertinya seru dan menyenangkan banget ya mas bisa melakukan safari Ramadhan di Mukalla :)
BalasHapusIya,,,seru banget...mungkin kalo disini (Indonesia) kegiatan tsb sama dengan SE (Study Excursion) ya mas,,,
BalasHapusSaya malah baru mendengar istilah itu, Mbak.
Hapusramadan hampir berakhir, semoga tahun depan bisa dipertemukan kembali dengan ramadhan
BalasHapusAmin.
HapusBaca tulisan sampean, seperti membayangkan tulisan Kang Habiburrahman, mas. Dibukukan saja kisahnya, pasti seru ^ ^
BalasHapusSemoga sampai tanah air dengan selamat, mas :)
Terima kasih doanya, Mbak Ananda. Ini sekadar catatan ringan saja.
Hapuswah serasa di luar negeri yah keren
BalasHapusSalam Kenal,
BalasHapus┆ ". ...人
. ( ◎). ______人
..║ ∩║____.-:'''"''";-.
..║ ∩║___(*(*(*|*)*)*)
..║ ∩║_. ║∩∩∩∩∩∩∩∩∩║
.... Selamat ίϑϋƪ FǐțΓΊ. 1 SYAWAL 1435 H
♏ȋ̝̊ηαℓ αȋ̝̊ϑzȋ̝̊η ωαℓ fαȋ̝̊ϑzȋ̝̊η
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Admin : jurnallogistik.com