Pages - Menu

Jumat, 13 Februari 2015

Sang Pencinta Kopi

Ahmad Syakir Al-Habsyi.
Demi memenuhi permintaan seorang teman dan menyenangkan hatinya, saya bersedia meluangkan waktu untuk menulis catatan singkat ini. Padahal, kalian tahu, saya paling enggan melakukan suatu hal dengan sukarela dan tidak ada untungnya bagi saya sendiri.

Permintaannya sederhana: membuat tulisan atau profil singkat tentang dirinya lalu memublikasikannya di blog ini. Mungkin, ia ingin populer di jagat maya seperti artis-artis sinetron papan atas di Indonesia.

Saya kenal dengannya sudah cukup lama, tepatnya lima tahun yang lalu saat kami menjalani tahun pertama kuliah di Universitas Al-Ahgaff, Yaman. Sejak saat itu, setiap kali bertemu, kami selalu bergurau dan mengobrol tentang apa saja. Mulai dari yang enggak begitu penting seperti kenikmatan cita rasa kopi, sampai yang sangat krusial seperti batasan-batasan materi kuliah yang akan diujikan. Sesekali kami juga membahas tentang asmara dan perjodohan.

Usianya setahun setengah lebih tua daripada saya. Meski mukanya manis dan berkulit putih, ia pencinta kopi hitam yang pahit. Dan kenangan paling mengesankan bersamanya adalah saat duduk-duduk minum kopi sambil tertawa lepas.

Pernah suatu ketika saya berkunjung ke kamar asramanya untuk suatu keperluan. Seperti biasa, ia langsung menawari kopi dan menyuruh saya memasak air. Takaran gula dan kopinya juga saya sendiri yang disuruh mengira-ngira, sesuai selera saya. Tetapi ketika kopi sudah jadi dan ia ikut minum, ia selalu protes dan mengomel, “ini kopinya kurang”, “ini terlalu manis”, “ini airnya kebanyakan”. Lo, kan tadi dia sendiri yang menyuruh saya mengira-ngira?

Akan tetapi, ada hikmah yang saya peroleh dari kecintaannya pada kopi hitam yang pahit itu.

Saya—yang memiliki kulit agak gelap seperti kopi—menjadi yakin bahwa di dunia ini pasti ada perempuan manis berkulit putih yang (akan) mencintai saya dengan setulus hati, he-he-he (maaf agak lebay). Kalian boleh saja tidak setuju, tapi ketidaksetujuan kalian tidak akan mengurangi optimisme saya tersebut. Percayalah.

Jika kalian ingin tahu teman saya yang antik itu, ia adalah Ahmad Syakir Al-Habsyi dari Palembang, Sumatera Selatan.

32 komentar:

  1. kebetulan ane juga suka kopi sob, cocok banget ngopi sambil ngeblog hahaha :)

    BalasHapus
  2. Pecinta kopi juga saya mas sehari gak minum kopi rasanya kepala mau pecah. :)

    BalasHapus
  3. Kok kesimpulan akhirnya Jaka Sembung, hehe... Kalau diomelin kopinya kurang pahit, bilang saja "yang bikinnya manis sih" :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. He-he-he. Saya agak buru-buru waktu mem-posting tulisan ini. Hmm, tapi masa enggak nyambung sih?

      Hapus
  4. Dari atas serius nih mbacanya, eee...endingnya aku gak ngerti wkwkwkwk...btw aku juga suka ngopi lho...

    BalasHapus
  5. wkwkwkw perbedaan itu indah mas smga sgra dilamar si cantik manis putih ya mas hehe

    BalasHapus
  6. Wah, temennya unik, masih muda tapi suka kopi pahit yang biasanya cuma diminum sama mbah-mbah.

    BalasHapus

  7. biarlah hitam mas yang penting hati kita bening sebening hati Bilal

    BalasHapus
  8. saya gak suka kopi, jadi suami sering bikin kopi sendiri. Sesekali minta di buatkan tapi dipandu banyaknya air dan gula. Sampai dikasih tau pakai cangkir yang mana :-D tapi sekarng udah hafal kok cara buat kopi kesukaan suami.

    BalasHapus
  9. hihi..amiin untuk doanya :) saya juga pecinta kopi..tp lagi berusaha mengurangi nih sekarang

    BalasHapus
  10. Kalau aku ngelihat kebanyakan teman-teman itu latah atau ikut-ikutan semua minum kopi ikut-ikutan pada minum kopi juga, kalau saya sendiri berani bongkar kebiasaan lama!

    Komentar balik disini ya >> http://fifisurabaya.blogspot.com/2014/12/3-cara-mengembalikan-kesuburan-rambut.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti pepatah dalam bahasa Jawa "wiwitan tresno jalaran kulino" :)

      Hapus
  11. Aminnn, takdir di luar nalar manusia. Moga bisa kesampian dapat gadis manis kulit putih, Mas. Hanya saja, jangan lupa nanti undangannya harus sampai ke Jepara loh... ^_^

    BalasHapus
  12. smg segera brtemu dgn si perempuan manis berkulit putih ya mas,heee... jgn lupa undang sy yaaaa... :D

    BalasHapus
  13. Hahahaha ga kukuwlah paragraf terakhirnya. :v Btw, aku dah bisa scroll down blognya, nih. Tsakeeep! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Mak. Btw, kita kan sama-sama berkulit cokelat manis :D

      Hapus
  14. Saya suka orang yang namanya atau nama panjangnya... Al-Habsyi... keren dengernya. Pencinta kopi pulak, Al Habsyi Al Habsyi...heheheh

    BalasHapus

Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!