Pages - Menu

Jumat, 03 April 2015

Menyongsong Gerhana Bulan Total (4 April 2015)

Foto Gerhana Bulan dipinjam dari sini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 10 Maret 2015 lalu menerbitkan artikel pendek berisi pemberitahuan tentang adanya Gerhana Bulan Total yang akan terjadi di bulan ini, tepatnya pada hari Sabtu, 4 April 2015 antara pukul 17.00 WIB dan 22.00 WIB.

Peristiwa alam ini dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia. Dan untuk kawasan ujung timur seperti Papua, seluruh proses Gerhana Bulan bisa disaksikan mulai dari awal sampai akhir. Hal ini mengingat Bulan sudah terbit sebelum fase gerhana mulai terjadi. Sementara untuk daerah lainnya seperti Kalimantan, Bali, Jawa, dan Sumatera akan mengamati Bulan dalam fase Gerhana Sebagian saat Bulan terbit.

Para pengamat dan pakar astronomi di Tanah Air tampaknya tak mau ketinggalan menyambut momen istimewa ini. Mereka juga “berlomba-lomba” menguji keakuratan hasil hisab mereka dengan memublikasikannya di media daring seperti blog dan status Facebook. Lebih dari itu, mereka secara serentak juga akan mengadakan “nonton bareng” fenomena alam yang hanya terjadi minimal 6 bulan sekali ini.

Di alun-alun Kota Bandung, misalnya, Observatorium Bosscha berencana menggelar acara Observasi Gerhana Bulan secara gratis dan terbuka untuk umum. Sementara Jogja Astro Club akan mengadakan acara serupa di alun-alun utara Kota Yogyakarta dan komunitas Kafe Astronomi di alun-alun selatan. Sayangnya, acara-acara semacam itu kebanyakan lebih berorientasi pada aspek edukasi daripada religiositas.

Yang agak janggal dari sebagian artikel mereka adalah adanya ajakan untuk mengumandangkan takbiran bersama. Padahal, sependek pengetahuan saya, tidak ada anjuran khusus membaca takbir saat terjadi gerhana. Memang tidak ada salahnya dengan membaca takbir, tetapi waktu dan situasi juga mesti diperhatikan. Takbiran biasanya identik dengan suasana bahagia atau hari kemenangan seperti Lebaran. Sementara gerhana adalah waktu untuk muhasabah dan mengingat akan dosa-dosa yang telah, atau sedang, kita lakukan.

Terlepas dari itu semua, kita sebagai seorang muslim seyogianya bisa memanfaatkan momentum ini dengan baik sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh agama. Misalnya memperbanyak baca istigfar, sedekah, puasa, introspeksi diri ... dan—ini yang paling utama—salat Khusuf beserta dua khotbah sesudahnya.

Amalan lain yang sunah dilakukan saat terjadi Gerhana Bulan adalah mandi. Memang, konon, mandi di malam hari itu tidak baik untuk kesehatan badan. Tetapi jika mandi tersebut—termasuk di malam-malam bulan Ramadan—adalah perkara yang disunahkan, maka dugaan seperti itu sebaiknya diabaikan saja. Karena bagaimanapun, Islam tidak mungkin menganjurkan suatu hal yang menimbulkan mudarat bagi pemeluknya sendiri.

Akhir kata, semoga kita bisa mengambil hikmah dari semua fenomena alam yang ada di sekitar kita, termasuk Gerhana Bulan Total besok malam. Selamat menikmati dua keindahan alam sekaligus: senja di ufuk barat dan gerhana di ufuk timur.

29 komentar:

  1. Gerhana Bulan Total ini kadang tidak jelas kalau dilihat dari beberapa sudut tertentu di kota Pontianak. Hmmm. Insya Allah kali ini akan sukses dan semua masyarakat dapat dengan jelas menyaksikannya. Insya Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kang. Gerhana Bulan kali ini bisa dilihat dengan jelas dari Pontianak, Kalimantan Barat.

      Hapus
  2. pasti indah sekali, saya belum pernah lihat gerhana bulan total, kalau menurut saya takbir yang dimaksud adalah seruan untuk shalat berjamaah, seperti " as-shalaatu jaami'aan" yang artinya marilah shalat berjama'ah, menurut hadist Shahih Muslim.

    BalasHapus
  3. semoga bisa terlihat tak terhalang mendung atau hujan. semoga juga tak ada yang bikin takbiran gerhana betulan. tapi di jogja sudah banyak yang menggelar sholat gerhana. entah kl di madiun sini. di facebook pun pada berlomba-lomba untuk saling mengingatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kemarin di Tulungagung juga melakukan salat Khusuf berjemaah.

      Hapus
  4. Fenomena alam yang menunjukkan maha kuasa sang pencipta.

    Salam sejam

    BalasHapus
  5. Ouw, baru tau kalau besok bakal ada gerhana bulan, baru tau juga apa yg harus dilakukan.. Tengkyu sharingnya, Lutfi. :))

    BalasHapus
  6. wah subhanallah jadi siap-siap sholat malam nih mas....

    BalasHapus
  7. Tapi mengumandangkan takbir pada saat gerhana bulan itu tidak bisa dikatakan JANGGAL!
    karna buktinya umat islam di kota bandung banyak yg mengumandangkan takbir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikatakan janggal karena tidak sesuai dengan situasi. Dan apa yang dilakukan masyarakat Bandung tidak bisa dijadikan bukti (dalil). Di negara Arab, praktik takbiran seperti itu malah tidak ada sama sekali.

      Hapus
  8. Saya baru tahu pas malamnya trjadi gerhana n lihat bulan udah tinggal setengah

    BalasHapus
  9. Hadist Nabi SAW, dari 'Aisyah r.a, Nabi Muhammad SAW bersabda dlm khutbah gerhana, "ketika kalian melihat gerhana maka: bertakbiranlah, berdo'alah kpd Allah, solat gerhanalah, dan bersedekahlah." (HR. MUSLIM)

    BalasHapus
    Balasan
    1. فخطب الناس، فحمد الله وأثنى عليه، ثم قال: إن الشمس والقمر من آيات الله، وإنهما لا ينخسفان لموت أحد، ولا لحياته، فإذا رأيتموهما فكبروا، وادعوا الله وصلوا وتصدقوا...

      Hapus
  10. Ada banyak riwayat Rasulullah SAW terkait gerhana. Dan keduanya malah dikembalikan kepada Allah. Tapi ingat ada Hadist Rasul yg mana kalau datang gerhana, maka Rasul itu ketakutan...

    1) Dari Abu Musa ia (Nabi SAW) berkata: "Telah terjadi gerhana pada masa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW berdiri dengan amat tergesa-gesa karena takut akan terjadi kiamat. Maka beliau mendatangi masjid dengan segera, lalu beliau solat. Jika kalian melihat gerhana maka bersegeralah zikir, takbir, berdo'a, dan memohon ampunan-Nya" (SOHIH BUKHORI, VI:628)

    2) Dari Abu Bakrah ia (Nabi SAW) berkata: "Ketika kami berkata dekat Rasulullah SAW, terjadilah gerhana matahari. Maka Nabi SAW berdiri sambil menggusur bajunya sampai beliau masuk ke masjid. Maka kami pun masuk, lalu beliau solat dan mengimami kami 2 roka'at sehingga telah terang kembali matahari. Maka Rasulullah SAW berkhutbah, SESUNGGUHNYA MATAHARI DAN BULAN TIDAK GERHANA KARENA KEMATIAN SESEORANG. Apabila kalian melihat gerhana, solatlah, berdo'alah kepada Allah sampai habis waktu gerhana" (SOHIH BUKHORI, I:353)

    3) Hadist Nabi SAW, dari 'Aisyah r.a, Nabi Muhammad SAW bersabda dlm khutbah gerhana, "ketika kalian melihat gerhana maka: bertakbiranlah, berdo'alah kpd Allah, solat gerhanalah, dan bersedekahlah." (HR. MUSLIM)

    BalasHapus
  11. Mengumandangkan Gema Takbir itu tidak harus ketika kita gembira. Rasulullah mencontohkan gema takbir dikumandangkan saat:
    1) Berperang melawan musuh (membesarkan Allah) dengan lafaz takbir yang sama dengan takbir Hari Raya;
    2) Melihat Gerhana Matahari atau Bulan (membesarkan Allah), sebagaimana Hadist Nabi SAW sebagai berikut:

    Hadist Nabi SAW, dari 'Aisyah r.a, Nabi Muhammad SAW bersabda dlm khutbah gerhana, "ketika kalian melihat gerhana maka: bertakbiranlah, berdo'alah kpd Allah, solat gerhanalah, dan bersedekahlah." (HR. MUSLIM)

    --- SURAT EDARAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN ISLAM (PERSIS BANDUNG)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya mengumandangkan takbir dengan tata cara seperti saat Lebaran?

      Hapus
    2. Benar. Perintah BERTAKBIRLAH pada Hadist di atas adalah dengan lafaz:
      ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR. LAAILAAHAILLAAHU WALLAHU AKBAR. ALLAHU AKBAR WALILLAAHILHAMD.
      Seluruh Ulama di Jawa Barat bersepakat seperti itu.
      Bahkan saudara saya yang pernah menunaikan Ibadah Haji tahun lalu pernah ikut TAKBIRAN di Masjidil Harom ketika GERHANA MATAHARI TOTAL sampai di Mekkah sekitar 3 November Jadi sebelum SOLAT GERHANA, ada GEMA TAKBIR layaknya HARI RAYA. Hampir seluruh AHLUS SUNNAH bertakbiran ketika gerhana. Mungkin karena ibadah ini jarang, akhirnya di daerah pelosok-pelosok belum disosialisasikan apa saja yang harus dilakukan ketika datangnya gerhana. Coba baca lagi sejarah gerhana saat Rosul masih ada ya. :)

      Hapus
    3. Ini potongan Solat Gerhana Matahari 3 November 2013 yang mana sebelumnya ada GEMA TAKBIR SELAYAKNYA TAKBIR HARI RAYA LEBARAN. Kebetulan saudara saya sedang menunaikan Ibadah Haji dan terjadinya gerhana ini kurang lebih 2 minggu setelah Lebaran Haji, yakni menjelang tanggal 1 Muharam. Di Mekkah, orang-orang MEMBESARKAN PERISTIWA GERHANA ini dengan:
      1) GEMA TAKBIR (memperbanyak takbir);
      2) SOLAT GERHANA (hukumnya setara dengan solat tarawih dan Ied)
      3) MENDENGAR KHUTBAH GERHANA;
      4) BERSEDEKAH DAN MEMBAGIKANNYA (layaknya zakat fitrah);
      5) BERMAAF-MAAFAN.

      https://www.youtube.com/watch?v=x-9NW1KkIZA

      Hapus
  12. Sayangnya waktu itu mendung jadi gerhananya enggak kelihatan :(

    BalasHapus
  13. kang kaloau waktunya solat gerhana itu dari kapan sampai kapan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulai dari cahaya matahari/bulan tertutup sampai pulih kembali.

      Hapus

Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!