Kegiatan Mengaji di Pondok Pesantren Faddlul Wahid Ngangkruk Bandungsari Grobogan |
Seorang muslim berkewajiban secara fardlu ain mengetahui hukum-hukum Islam. Mengetahui apa
yang harus ia lakukan, mengetahui hal-hal yang secara normal ia akan terbentur
atau terpaksa harus melakukan, serta mengetahui pula hal-hal yang bisa merusak
akidah dan amal ibadahnya. Sedangkan secara fardlu kifayah harus ada orang yang
mendalami dan menguasai ilmu agama (bukan sekedar fardlu ain), sehingga dapat
dijadikan rujukan pertanyaan, sekaligus dapat membimbing masyarakat yang
membutuhkannya.
Semua itu tentu harus ada yang dapat menjaga kelangsungan dan
menjawab tantangan sebagai benteng pertahanan serta dapat menjawab
masalah-masalah yang relatif berat dan sulit yang muncul. Ringkasnya, harus ada
orang yang bisa mencari kebenaran, menjelaskan kebenaran dan mempertahankannya.
Kalau kita melihat keadaan santri-santri pondok pesantren salaf
tradisional, ternyata waktu belajarnya tidak sama. Ada yang belum satu tahun
sudah boyong, dan hal ini biasanya karena faktor tifak kerasan. Ada yang hanya
dua tahun, sehingga setelah mereka berada di rumah jadinyapun beragam. Namun
juga ada yang meneruskan jenjang pendidikan lain (atasnya). Secara faktual
kelompok inilah yang paling besar jumlahnya. Ada yang sampai tiga atau empat
tahun, bahkan ada yang sampai lima tahun. Tetapi kelompok ini relatif lebih
sedikit. Dan selanjutnya ada yang mendapat kesempatan thalabul ilmi lebih lama,
hingga sampai sembilan tahun atau lebih.
Dengan mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan, pendidikan pondok
pesantren salaf tradisional miinmal dapat dibagi menjadi tigaatau empat jenjang
kelas. Yaitu dua tahun, tiga tahun dan empat tahun.
Kelas 2 tahun
Kelompok yang pertama ini ada yang masa tinggalnya di pesantren
hanya dua tahun dan ada pula yang lebih (meneruskan kelas atasnya).
Untuk yang hanya dua tahun, ditargetkan harus sudah bisa memahami
betul cara beribadah dan bisa melakukannya dengan benar, juga tahu mana yang
wajib, sunah, mubah dan haram. Dengan kata lain, santri sudah bisa mandiri
dalam beribadah yang berarti pula sudah terpenuhi kewajiban thalabul ilmi
fardlu ain-nya. Kelompok ini diproyeksikan sebagai muslim awam yang terampil
dan aktif.
Bagi yang melanjutkan lagi, selain mengetahui pengetahuan
tersebut, mereka juga dipersiapkan untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Sehingga, tidak akan dirasa adanya jurang pemisah, tetapi justru dalam
perjalanan belajarnya akan terasa ada kesinambungan. Dengan demikian,
mengajaran dan pendidikan untuk jenjang kelas dua tahun ini ditata sedemikian
rupa guna memenuhikebutuhan seorang awam dan sekaligus menjadi pondasi atau
batu loncatan untuk jenjang pendidikan berikutnya dengan sistem cepat dan
tepat.
Kelas 3 tahun
Kelompok ini disiapkan untuk mampu menjadi guru dan pimpinan di
daerahnya masing-masing. Untuk memenuhi target tersebut, santri diupayakan bisa
memahami semua fan (bidang) ilmu agama yang ada dan juga diupayakan mampu
memahami kitab-kitab salaf dengan hanya sedikit ketergantungan kepada orang
lain. Santri jenjang ini juga ditargetkan mengerti hukum Islam, baik ubudiyah
maupun muamalah yang kerap muncul atau terjadi dalam masyarakat luas. Kelompok
ini juga harus bisa memahami dan dapat menerima keterangan berbagai hal baru
dan bisa menerangkannya kepada masyarakat. Untuk mengatur sistem pendidikan
tersebut haruslah meliputi pendidikan semua fan, pengertian semua hukum yang
berkaitan dengan perilaku dan kebudayaan masyarakat, pengertian hakikat ahlus
sunnah wal jama'ah serta sedikit pengenalan tentang semua aliran agama atau sekte
yang ada di Indonesia.
Kelas 4 tahun
Kelompok ini dirancang untuk menjadi rujukan kelompok sebelumnya,
sehingga kelompok ini harus betul-betul memahami hukum dan bisa menjawab
masalah waqi'iyah (terjadi) atau bahkan masalah-masalah yang jarang terjadi,
atau mungkin belum diterangkan ulama-ulama salaf secara sharih. Kelompok ini
juga harus bisa mempertahankan ajaran atau akidah ahlus sunnah wal jama'ah
sekaligus dapat mengcounter paham-paham lain yang tidak sesuai. Maka dalam
jenjang pendidikan kelompok kelas empat tahun ini dibutuhkan kecermatan dan
ketelitian yang lebih maksimal dalam memahami kitab-kitab salaf guna mencari
jawaban masalah waqi'ah secara benar. Santri kelompok ini juga harus mampu
memahami dalil-dalil ahlus sunnah wal jama'ah serta kelemahan-kelemahan
kelompok-kelompok lain secara lebih cermat dan teliti.
Adapun jenjang-jenjang pendidikan berikutnya adalah kelompok yang
sudah mempunyai fan ilmu yang mendalam dan dikaji. Sehingga, kelompok terakhir
ini hanya diarahkan dan dibimbing sesuai bakat dan kemauannya masing-masing
untuk menjadi seorang profesional yang menekuni disiplin ilmu sesuai dengan
bakat dan keahliannya.
Demikian sekilas dasar pemikiran tentang pendidikan pondok
pesantren salaf tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!