Pentas Seremoni Perpisahan Mahasiswa Al-Ahgaff. |
Lazimnya sebuah pertemuan, sudah pasti ada perpisahan. Begitu juga yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir Fakultas Syariat dan Hukum Universitas Al-Ahgaff Yaman. Setelah empat tahun lebih bersama-sama, baik dalam suka maupun duka, kini tiba saatnya untuk berpisah.
Kamis malam (1/5) lalu, tiga organisasi persatuan mahasiswa dari tiga negara—Indonesia, Yaman, dan Somalia—menggelar acara bertajuk Haflatul Wadâ' atau Seremoni Perpisahan yang bertempat di auditorium Fakultas Syariat dan Hukum di kota Tarim.
Acara itu dihadiri oleh Habib Abdullâh Muhammad Bâhârûn, Rektor Universitas Al-Ahgaff; Ustaz Abdullâh Awadh bin Smith, Kepala Dewan Direksi; Ustaz Sâlih Ahmad Faqîhân, Ketua Bidang Tata Usaha; dan sejumlah pegawai kampus lainnya.
Sebelum para tamu undangan datang, suasana malam itu dimeriahkan dengan lantunan selawat yang dibawakan oleh grup rebana Asosiasi Mahasiswa Indonesia hingga azan isya berkumandang. Selesainya salat Isya berjemaah, semua mahasiswa tingkat akhir yang berjumlah 140 orang, berbaris memasuki auditorium dengan diiringi tabuhan rebana dan Shalawat Badar.
Sementara itu, sebelum acara resmi dibuka, datang berita menyedihkan dari negeri seberang. Salah seorang mahasiswa Somalia angkatan lima belas, yang dua minggu lalu pulang ke negaranya, dikabarkan meninggal dunia.
Sebagai rasa belasungkawa dan solidaritas antarpelajar, seketika itu langsung dibacakan surah Yasin beserta doa yang dipimpin langsung oleh Habib Abdullâh Muhammad Bâhârûn. Beliau juga menyarankan, sesi hiburan seperti pementasan Tari Saman dan pertunjukan silat dihapus dari senarai acara.
Untuk mengganti sesi yang dihilangkan itu, panitia penyelenggara memutuskan untuk mengisinya dengan pembacaan syair dan sambutan-sambutan. Namun karena belum terkoordinasi dengan baik, pelaksanaannya terkesan semrawut dan kurang teratur.
Seusai pembacaan syair dan penyampaian sambutan dari perwakilan tiap negara, acara dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter yang digarap oleh Muhammad Asep Zakariya dan kawan-kawan. Video berdurasi sekitar 20 menit itu berisi kaleidoskop aktivitas mahasiswa angkatan lima belas selama empat tahun di Yaman, baik yang bersifat ilmiah seperti suasana belajar di perpustakaan dan ruang kuliah, maupun nonilmiah seperti kumpul bareng di kolam renang.
* * *
Rektor Universitas Al-Ahgaff, Habib Abdullâh Muhammad
Bâhârûn, dalam ceramahnya menyampaikan beberapa petuah penting. "Anak-anakku,
khususnya mahasiswa tingkat akhir, kalian sekarang ini ibarat buah yang sudah
matang. Dan ketahuilah, bahwa yang telah 'merawat' dan 'memelihara' kalian selama
ini, tak lain dan tak bukan, adalah mereka: para dosen pengajar dan semua
pegawai kampus. Sudah tujuh bulan terakhir ini mereka belum menerima gaji. Meskipun
begitu, mereka tetap sabar dan ikhlas melaksanakan kewajibannya melayani
kalian. Jika kalian merasa nyaman menuntut ilmu di universitas ini,
berterimakasihlah kepada mereka dan jangan lupa mendoakannya," kata Habib
Bâhârûn menasihati.
"Belajarlah dari mereka untuk tidak
meninggalkan perkara wajib. Jangan menjual agamamu dengan harta benda dunia.
Ketika tampak suatu kebenaran yang diliputi hawa nafsu, maka ikutilah kebenaran
itu dan tinggalkan hawa nafsu. Akan tetapi, jika dalam menjalankan kebenaran kalian
menemukan kesulitan, maka, sesungguhnya syariat Islam itu lapang dan setiap
kesulitan pasti ada kemudahan. Dan ingatlah, dalam urusan ini kalian akan menjadi
anutan dan teladan bagi semua orang."
Setelah ceramah dari Rektor Universitas yang berlangsung selama kurang lebih seperempat jam, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa sekaligus penutupan. Dengan demikian, selesai sudah rangkaian acara yang berlangsung pada malam itu.
Rektor Universitas Al-Ahgaff, Habib Abdullah Muhammad Baharun. |
Suasana saat acara. |
Foto bersama Rektor Universitas. |
Subhanallah,,,semoga ilmunya berkah dan bermanfaat ya mas :)
BalasHapusAmin. Terima kasih, Mbak.
Hapusada rasa sedih ya ketika perpisahan
BalasHapussetiap kali ada pertemuan pasti ada jua perpisahan
BalasHapusalhamdulillah, sudah lulus ya?
BalasHapussemoga langkah selanjutnya setelah ini semakin mantap yaa
Belum, Mbak Ocha. Ini bukan acara wisuda seperti yang diberitakan di berbagai media massa, tetapi acara perpisahan. Terima kasih doanya.
Hapus# wauw itu luar biasa mas keikhlasan mereka para dosennya, tujuh bulan tidak mendapat gaji dalam mengajar. padahal ini lembaga sekelas universitas. bisa kelihatan yah jeroan kondisi keuangan universitas sampean. # ini berarti sampean sudah lulus yah Mas Bad belajar di sana, dan tinggal pulang kembali ke tanah air???
BalasHapusBelum. Doanya biar cepat pulang.
HapusOh kupikir itu acara seluruh universitas.
BalasHapusIkut berbela sungkawa untuk temannya dari Somalia, semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya. Aamiiin...
BalasHapusudah kelulusan? wah, kembali ke tanah air dong?
BalasHapussemoga ilmunya bermanfaat yaaa ^^
Belum, Mbak. Insya Allah dua bulanan lagi.
Hapusmeninggalkan perkara wajib sama dengan menggadaikan dunia akhirat sekaligus ya
BalasHapusberapa tahun nuntut ilmu di sana , akhi?
BalasHapusitu santrinya ikhwan semua ya
Lima tahun untuk putra; empat tahun untuk putri. Iya, yang itu laki-laki semua.
Hapussemoga ilmunya bisa diamalkan dengan baik ya :)
BalasHapusTurut berbela sungkawa atas meninggalnya teman mas lutfi.
BalasHapusMas, jika berkenan terimalah The Liebster Award dariku... (http://mask-id.blogspot.com/2014/05/liebster-award-dariku-untukmu.html)
HapusBangga banget mestinya ya... bisa menimba ilmu disana, tapi pastinya disamping berbangga lebih dituntut untuk bertanggung jawab. Bertanggung jawab atas ilmu yang telah diturunkan, bertanggung jawab membawa nama Universitas. Semoga ketika pulang kampung nanti bisa memberikan seluas-luas manfaat bagi masyarakat, aamiin...
BalasHapus