Salah satu sudut di lembah Hadhramaut, Yaman. |
Kota Tarim di
lembah Hadhramaut, Republik Yaman, sejak dahulu dikenal sebagai daerah yang
beriklim panas, kering, dan mempunyai curah hujan yang sangat kecil. Dalam satu
tahun, hujan turun cuma empat atau lima kali, selebihnya hanya pasir dan debu
yang bertebaran di mana-mana.
Meskipun begitu,
bukan berarti negeri asal usul Wali Songo itu kekurangan air bersih. Berkat doa
dari Sahabat Abu Bakar, sampai sekarang Tarim memiliki sumber mata air yang
berlimpah-ruah. Pepohonan dan sayur-sayuran tumbuh sangat subur di sana seperti
di daerah-daerah tropis. Para pelajar Indonesia, yang sudah terbiasa berlebih-lebihan
dalam menggunakan air, juga tak pernah mengeluh tentang keberadaan air selama
mereka belajar di Tarim.
Mungkin karena
itulah penduduk Tarim merasa tidak perlu berdoa meminta hujan karena cadangan air dalam tanah mereka konon
merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Ternyata dugaan
saya keliru.
Pagi tadi (16/8)
ratusan atau bahkan ribuan warga Tarim memadati trotoar di depan Zanbal untuk melaksanakan
salat Istisqa berjemaah. Ini merupakan fenomena yang sangat langka. Selama lima
tahun tinggal di Yaman, baru kali ini saya melihat penduduk Tarim melakukan
salat Istisqa.
Kata istisqa
dalam bahasa Arab berarti meminta siraman air hujan. Akan tetapi, dalam kajian
ilmu fikih, pelaksanaan salat istisqa bukan semata-mata bertujuan meminta
turunnya air dari langit—ada sebab-sebab lain mengapa salat Istisqa mesti
dilakukan, seperti berubahnya rasa air menjadi payau, menyusutnya sungai dan
danau, berkurangnya sumber mata air, dan lain-lain.
Saya tidak tahu
persis apa motif mereka melaksanakan salat Istisqa pagi tadi. Tapi dari doa
yang dipanjatkan, sepertinya mereka meminta “jatah” hujan musiman yang, jika
melihat tahun-tahun sebelumnya, mestinya sudah turun saat bulan Ramadan lalu.
Apa pun alasannya,
semoga hujan yang dinanti-nanti segera turun dengan membawa rahmat dan
keberkahan bagi kita semua. Amin.
Itulah yang membuat saya takjub terhadap negara-negara timur tengah, misalnya Arab Saudi meskipun jarang sekali hujan tapi daerah Arab tidak pernah kekurangan air ya mas :)
BalasHapusTapi di daerah-daerah tertentu ada juga yang kekurangan air. Bahkan di Provinsi Taiz, Yaman, kabarnya sering turun hujan.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapusaamiin wah Subhanallah sangat menarik nie mas....tarim yang memepsona dengan ceritanya yang keren dan penuh hikmah...smga Tarim sgra di penuhin dengan air hujan dan keberkahan ^-^
BalasHapusAmin.
HapusSaya turut prihatin dengan kondisi di Tarim. IRONI juga ya di sebut mempunyaii cadangan AIR yang sangat besar, namun pada akhirnya warga TARIM berbondong bondong melakukan atau tepatnya mendirikan SHolat Istiqa. Semoga curah hujan segera diturunkan oleh ALLAH SWT sehingga kualitas air yang sudah melimpah ruah di TARIM menjadi lebih enak rasanya. Tidak Payau, sehingga bisa dimanfaatkan oleh seluruh warga TARIM. Amin ya RObbal Alamin
BalasHapusTerima kasih, Kang Asep. Sebenarnya kualitas airnya masih baik-baik saja. Cuma turunnya hujan tahun ini sepertinya agak terlambat.
HapusSaya selalu takjub dengan negara2 di Timur Tengah. Postingannya bagus sekali, membuat saya bertambah pengetahuan setelah berkunjung di blog ini.
BalasHapusSemoga Tarim cepat mendapat anugerah turun hujan dari Allah swt, amin
Amin. Terima kasih, Mbak Sri.
HapusSemoga hujan segera turun ya,,di bumi Allah yg lagi kekeringan,,,Amiiien,,
BalasHapuswah prihatin juga ya di yaman langka hujan, kita yang di indonesia harus bersykur bahwa disini hujan masih lancar, ;)
BalasHapusSelama setathun cuman bisa dihitung denga jari, mas?, wah. iyah mudah-mudahan disegerakan turun hujan, mas. Amiiin.
BalasHapusYaampuun di Bogor malah nyaris seriing banget hujan *ampe dibilang kota hujan :D*
BalasHapusdisana ternyata hujan jaraaang banget ya, tapi alhamdulillahnya air bersih melimpah ruah, subhanallah..