Interior Kafe Halte. Foto: Facebook/Mahmud Janu |
Mungkin karena terlalu lama tidak
memiliki pacar, saya mulai pandai menghibur diri sendiri. Ya, menghibur diri merupakan
keahlian saya saat ini. Ada banyak hal yang bisa saya lakukan untuk menikmati
kesendirian saya itu. Salah satu di antaranya adalah duduk santai di dalam kafe
sambil berselancar di dunia maya.
Nah, omong-omong soal kedai kopi, jika kebetulan Anda sedang melintas di
Kota Tulungagung, Jawa Timur, jangan lupa mampir di tempat nongkrong
yang sangat asyik, Kafe Halte namanya. Kafe ini beralamat di Jl. Wahid Hasyim
No.07, tepatnya di belakang masjid “alun-alun” Al-Munawwar. Lokasinya yang strategis
membuatnya mudah dijangkau dari arah mana pun.
Saat pertama kali memasukinya, saya sama sekali tidak merasa canggung.
Meski kafe identik dengan tempat berkumpulnya masyarakat urban yang glamor
dan elite, tetapi Kafe Halte memberi suasana yang berbeda. Dengan interior dinding
berpetak merah-putih dan kisi-kisi bambu di bagian tengahnya, Kafe Halte mampu
menarik para pengunjung dengan latar belakang yang beragam. Hal itu dapat
dilihat dari, misalnya, jenis busana yang mereka kenakan. Ada yang tampak
religius dengan baju koko, sarung, dan kopiah. Ada yang tampil elegan dengan
kaus dan celana jin. Ada pula pengunjung wanita yang tampak seksi dengan pakaiannya
yang serbaminim....
Seperti biasa, suatu hari saya datang sendirian ke tempat ini sambil menenteng
komputer jinjing. Saya biasanya hanya memesan secangkir kopi hitam (Rp3 ribu)
lalu memilih tempat duduk lesehan. Dengan memanfaatkan fasilitas free
hotspot dan secangkir kopi di samping, saya bisa menghabiskan waktu 2 hingga
3 jam—durasi yang hampir sama bagi sepasang kekasih yang sedang berkencan di
kafe.
Selain aneka minuman hangat dan dingin, Kafe Halte juga menyediakan nasi
dengan bermacam varian menu yang, sudah pasti, semuanya dijamin kehalalannya. Nama
Halte sendiri merupakan akronim dari “halal tenan” yang secara harfiah berarti ‘benar-benar
halal’.
Sepasang kekasih sedang bertatap muka. Foto: Facebook/Rifatul Aini |
Bila sedang tidak membawa peranti elektronik, saya masih bisa menghibur
diri dengan membaca buku. Sebab, di dinding kafe sebelah utara, ada sebuah rak yang
penuh dengan bacaan-bacaan segar seperti
novel islami dan kumpulan humor sufi. Selain buku fiksi dan kisah jenaka, ada
juga bacaan ilmiah seperti buku Fikih Kemasyarakatan (kompilasi fatwa-fatwa KH Abdul Wahid Zuhdi) dan lain sebagainya. Koleksi bukunya tidak terlalu
banyak, memang. Tentu saja. Tempat ini bukan perpustakaan, melainkan sebuah
kafe.
Kafe Halte sengaja tidak dipasang pendingin ruangan. Tapi tenang, sirkulasi
udara yang bagus, serta ditunjang tumbuhan hijau di luar ruangan, membuat para
tamu merasa nyaman dan betah berlama-lama di sini.
Masih letih karena baru saja menempuh perjalanan jauh? Jangan khawatir, Anda
bisa menyegarkan badan terlebih dahulu, karena tepat di belakang kafe terdapat
kamar mandi umum untuk pria dan wanita. Jumlahnya cukup banyak sehingga pengunjung
tidak perlu cemas harus ikut mengantre.
Oh, ya. Mengingat sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadan, sepertinya
kafe ini cocok sekali dijadikan tempat untuk menikmati momen berbuka puasa. Yuk,
kapan-kapan kita ngabuburit di sini!
"Mungkin karena terlalu lama tidak memiliki pacar, saya mulai pandai menghibur diri sendiri." Wah berarti Mas Lutfi pernah punya pacar..
BalasHapusHahaha, kok kesimpulannya jadi seperti itu?
HapusKenapa "pacar"? Istri, doong.. hayoo kapaaan?? Biar bisa ke Halte bawa pasangan :D
BalasHapusSekadar fantasi saja, Mak. Penginnya sih begitu, bawa pasangan ke kafe ini :D
Hapuspandai menghibur diri, saya bisa berbahagia dengan hal-hal yang sederhana. Sebentar lagi bulan Ramadhan, saya jadi kangen rumah. Semoga saya bisa berbuka puasa di kafe itu, Tulungagung - Malang, dekat kayaknya. Semoga mas bisa cepet dapet jodoh, usaha yang rajin mas :)
BalasHapusKebetulan saya punya beberapa teman di Malang. Mudah-mudahan suatu saat bisa ke sana sekalian kopdaran dengan sampean, ya.
Hapussambil nunggu buka puasa, ngopi di kafe memang enak kayaknya.
BalasHapuseh gimana?
:D
Kalau di Purwodadi, kafe apa yang asyik buat nongkrong/ngabuburit? Ayo, kapan kita ke mana? :D
Hapusso sweet di umum masih sempet suap-suapan gitu
BalasHapusPengantin baru, mungkin :)
Hapuswaduh adegan"nya itu saya ngecess mas hahah pizz... just kiddd
BalasHapusHahaha...
Hapuskalo gitu lasngung cari istri aja jangan pacar biar sibuk sama istri hehehe
BalasHapusiyaa jangan pacar dong langsung istri saja yang dibawa ke kafe .. kan selain kafe nya halal kalian nya juga halal :D
BalasHapusmas... jgn pacar atuh istri aja biar afdol,heee... ditunggu ya undangan'y :)
BalasHapusMak Lidya, Mbak Nabil, dan Mak Aira, doakan saja biar saya cepat ketemu jodohnya :)
BalasHapuswah jadi pengen punya cafe yg sederhana tapi ngena mas hehe.... mantap mas lutfi....
BalasHapusasik buat nongkrong lama-lama ni cafe ya :-)
BalasHapus