Pages - Menu

Jumat, 12 Juni 2015

Kafe Halte Tulungagung

Interior Kafe Halte. Foto: Facebook/Mahmud Janu
Mungkin karena terlalu  lama tidak memiliki pacar, saya mulai pandai menghibur diri sendiri. Ya, menghibur diri merupakan keahlian saya saat ini. Ada banyak hal yang bisa saya lakukan untuk menikmati kesendirian saya itu. Salah satu di antaranya adalah duduk santai di dalam kafe sambil berselancar di dunia maya.

Nah, omong-omong soal kedai kopi, jika kebetulan Anda sedang melintas di Kota Tulungagung, Jawa Timur, jangan lupa mampir di tempat nongkrong yang sangat asyik, Kafe Halte namanya. Kafe ini beralamat di Jl. Wahid Hasyim No.07, tepatnya di belakang masjid “alun-alun” Al-Munawwar. Lokasinya yang strategis membuatnya mudah dijangkau dari arah mana pun.

Saat pertama kali memasukinya, saya sama sekali tidak merasa canggung. Meski kafe identik dengan tempat berkumpulnya masyarakat urban yang glamor dan elite, tetapi Kafe Halte memberi suasana yang berbeda. Dengan interior dinding berpetak merah-putih dan kisi-kisi bambu di bagian tengahnya, Kafe Halte mampu menarik para pengunjung dengan latar belakang yang beragam. Hal itu dapat dilihat dari, misalnya, jenis busana yang mereka kenakan. Ada yang tampak religius dengan baju koko, sarung, dan kopiah. Ada yang tampil elegan dengan kaus dan celana jin. Ada pula pengunjung wanita yang tampak seksi dengan pakaiannya yang serbaminim....

Seperti biasa, suatu hari saya datang sendirian ke tempat ini sambil menenteng komputer jinjing. Saya biasanya hanya memesan secangkir kopi hitam (Rp3 ribu) lalu memilih tempat duduk lesehan. Dengan memanfaatkan fasilitas free hotspot dan secangkir kopi di samping, saya bisa menghabiskan waktu 2 hingga 3 jam—durasi yang hampir sama bagi sepasang kekasih yang sedang berkencan di kafe.

Selain aneka minuman hangat dan dingin, Kafe Halte juga menyediakan nasi dengan bermacam varian menu yang, sudah pasti, semuanya dijamin kehalalannya. Nama Halte sendiri merupakan akronim dari “halal tenan” yang secara harfiah berarti ‘benar-benar halal’.

 
Secangkir kopi hitam yang selalu setia menemani saya. Foto: Facebook/Bie Habibie

Sepasang kekasih sedang bertatap muka. Foto: Facebook/Rifatul Aini

Bila sedang tidak membawa peranti elektronik, saya masih bisa menghibur diri dengan membaca buku. Sebab, di dinding kafe sebelah utara, ada sebuah rak yang penuh  dengan bacaan-bacaan segar seperti novel islami dan kumpulan humor sufi. Selain buku fiksi dan kisah jenaka, ada juga bacaan ilmiah seperti buku Fikih Kemasyarakatan (kompilasi fatwa-fatwa KH Abdul Wahid Zuhdi) dan lain sebagainya. Koleksi bukunya tidak terlalu banyak, memang. Tentu saja. Tempat ini bukan perpustakaan, melainkan sebuah kafe.

Kafe Halte sengaja tidak dipasang pendingin ruangan. Tapi tenang, sirkulasi udara yang bagus, serta ditunjang tumbuhan hijau di luar ruangan, membuat para tamu merasa nyaman dan betah berlama-lama di sini.

Masih letih karena baru saja menempuh perjalanan jauh? Jangan khawatir, Anda bisa menyegarkan badan terlebih dahulu, karena tepat di belakang kafe terdapat kamar mandi umum untuk pria dan wanita. Jumlahnya cukup banyak sehingga pengunjung tidak perlu cemas harus ikut mengantre.

Oh, ya. Mengingat sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadan, sepertinya kafe ini cocok sekali dijadikan tempat untuk menikmati momen berbuka puasa. Yuk, kapan-kapan kita ngabuburit di sini!

18 komentar:

  1. "Mungkin karena terlalu lama tidak memiliki pacar, saya mulai pandai menghibur diri sendiri." Wah berarti Mas Lutfi pernah punya pacar..

    BalasHapus
  2. Kenapa "pacar"? Istri, doong.. hayoo kapaaan?? Biar bisa ke Halte bawa pasangan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekadar fantasi saja, Mak. Penginnya sih begitu, bawa pasangan ke kafe ini :D

      Hapus
  3. pandai menghibur diri, saya bisa berbahagia dengan hal-hal yang sederhana. Sebentar lagi bulan Ramadhan, saya jadi kangen rumah. Semoga saya bisa berbuka puasa di kafe itu, Tulungagung - Malang, dekat kayaknya. Semoga mas bisa cepet dapet jodoh, usaha yang rajin mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan saya punya beberapa teman di Malang. Mudah-mudahan suatu saat bisa ke sana sekalian kopdaran dengan sampean, ya.

      Hapus
  4. sambil nunggu buka puasa, ngopi di kafe memang enak kayaknya.
    eh gimana?
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di Purwodadi, kafe apa yang asyik buat nongkrong/ngabuburit? Ayo, kapan kita ke mana? :D

      Hapus
  5. so sweet di umum masih sempet suap-suapan gitu

    BalasHapus
  6. waduh adegan"nya itu saya ngecess mas hahah pizz... just kiddd

    BalasHapus
  7. kalo gitu lasngung cari istri aja jangan pacar biar sibuk sama istri hehehe

    BalasHapus
  8. iyaa jangan pacar dong langsung istri saja yang dibawa ke kafe .. kan selain kafe nya halal kalian nya juga halal :D

    BalasHapus
  9. mas... jgn pacar atuh istri aja biar afdol,heee... ditunggu ya undangan'y :)

    BalasHapus
  10. Mak Lidya, Mbak Nabil, dan Mak Aira, doakan saja biar saya cepat ketemu jodohnya :)

    BalasHapus
  11. wah jadi pengen punya cafe yg sederhana tapi ngena mas hehe.... mantap mas lutfi....

    BalasHapus
  12. asik buat nongkrong lama-lama ni cafe ya :-)

    BalasHapus

Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!