Logo resmi Piala Dunia 2014 Brasil diambil dari sini |
Melihat animo masyarakat yang begitu besar, tidak mengherankan jika kemudian sepak bola dijadikan ladang bisnis oleh investor-investor kaya atau para pelaku ekonomi lainnya. Mereka berlomba-lomba menawarkan barang dan jasa perusahaanya untuk bisa menjadi bagian penting dalam dunia sepak bola. Sebut saja hak siar televisi, jasa transportasi, jasa penginapan hotel, iklan, merchandise, cendera mata dan lain-lain
Selain yang telah saya sebutkan, ada satu hal yang disadari atau tidak sangat meresahkan dan merugikan banyak orang. Yaitu bisnis perjudian yang lebih akrab dengan ungkapan "tebak hasil pertandingan" atau "tebak skor akhir".
Merebaknya praktik perjudian ini tidak hanya beredar di kalangan pengguna internet saja. Tetapi juga sudah merambah ke dunia nyata. Tengok saja para presenter televisi sebelum pertandingan bola dimulai, ia selalu menjanjikan hadiah kepada pemirsa yang undiannya keluar. Tentunya setelah hasil tebakannya benar. Apatah yang seperti ini tidak tergolong perjudian?
Di lingkungan tempat tinggal saya, fenomena taruhan sebelum nonton bareng sepak bola sudah menjadi kegaliban. Padahal sebagian besar dari mereka tidak tahu menahu tentang peta kekuatan masing-masing tim. Mereka melakukannya hanya sekadar demi mengikuti tren atau adu gengsi semata. Ironis.
Akibat dari maraknya praktik haram ini, banyak dari mereka yang imannya masih lemah memilih menempuh jalan pintas (baca: klenik). Dukun, kahin, paranormal dan orang pintar dimintai petunjuk ihwal hasil akhir sebuah pertandingan untuk memenangi taruhannya. Lebih konyol lagi, ketika euforia perhelatan Piala Eropa 2012 masing berlangsung beberapa bulan yang lalu, ada saja sebagian orang yang kehilangan akal sehatnya dengan meminta petunjuk kepada seekor gajah. Mantap. Apatah karena tempurung otak gajah dianggap lebih besar sehingga orang itu rela mengkerdilkan akalnya sendiri?
Dalam aturan Agama, pada dasarnya semua jenis permaian itu tidak dilarang (boleh), selama tidak mengorbankan jiwa, akal, keluarga, harta dan kehormatan orang yang bersangkutan. Bahkan sangat dianjurkan jika permainan tersebut bisa untuk melatih ketangkasan badan, seperti bela diri dan menunggang kuda. Dan saya kira, prinsip semacam ini juga berlaku pada semua agama.
Perjudian adalah jenis permainan yang pemenangnya tidak dapat ditentukan melalui kecerdikan otak atau kekuatan badan, tapi lebih kepada faktor dewi fortuna (keberuntungan). Untuk konteks sepak bola, hasil akhir sebuah pertandingan tidak bisa ditentukan hanya melalui analisis prediktif para pengamat sepak bola, apalagi paranormal. Betapa banyak perkiraan yang mereka tulis di atas kertas berbalik 180 derajat dengan fakta di atas lapangan hijau. Bahkan saking banyaknya, saya merasa tidak perlu untuk menyebutkan salah satu contohnya. Jadi, dalam sepak bola tidak ada yang namanya prediksi jitu. (Topik ini pernah saya uraikan secara spesifik di sini).
Meramal siapa yang menang saja tidak mungkin bisa, apalagi menebak presisi skornya? Itulah sebabnya sepak bola masih (dan selalu) mempunyai daya tarik tersendiri, karena hasil akhirnya tidak bisa diketahui oleh siapapun.
Lalu bagaimana kiat menyadarkan orang-orang nirnalar itu? Silakan tulis komentar Anda, mari kita diskusikan bersama. Salam olahraga.
Artikel ini turut mendukung Gerakan PKK Warung Blogger
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!