Pages - Menu

Selasa, 15 Oktober 2013

Pembukaan AMI Football Cup: PPJJ Ladeni Sultan



Tarim – Sepak bola bukanlah pelajaran matematis. Tiga dikurangi satu hasilnya tidak selalu dua, bahkan bisa jadi minus tiga. Pengalaman bertanding, teknik bermain sepak bola dan dukungan penuh para suporter yang dimiliki PPJJ (Paguyuban Pelajar Jawa Tengah dan Jogjakarta), jika dikurangi dengan 'hanya' semangat bertanding ala Sultan (Sulawesi dan Kalimantan), hasilnya belum tentu dua poin untuk PPJJ. Faktor-faktor itulah yang dijadikan bekal kedua tim saat akan berhadapan dalam pembukaan turnamen Piala AMI  (Asosiasi Mahasiswa Indonesia) besok pagi, Rabu, 16 Oktober 2013.
Sejarah telah membuktikan, banyak sekali hasil akhir sebuah pertandingan sepak bola tidak bisa diprediksi sebelumnya. Fakta di atas kertas yang ditulis oleh para ahli, acap kali berbalik 180 derajat dengan fakta di lapangan yang menakjubkan. Itulah sebabnya, cabang olah raga yang satu ini selalu mempunyai topik baru yang menarik untuk diperbincangkan. Puluhan artikel dimuat tiap harinya di pelbagai media massa, seolah-olah pembahasan mengenai hal ini tidak pernah ada habisnya.
Sepuluh tahun yang lalu, misalnya, siapa yang mengira tim kuda hitam seperti Yunani bakal menjadi jawara di dataran Eropa. Hanya bermodal semangat dan determinasi tinggi, tim asuhan Otto Rehhagel ini berhasil merengkuh trofi Euro 2004 setelah mengalahkan tuan rumah Portugal di partai final.
Begitu pula Sultan, tim yang baru genap dua tahun mendeklarasikan dirinya ini tidak pernah diperhitungkan dalam setiap kompetisi antardaerah di Universitas Al-Ahgaff. Meskipun begitu, bukan tidak mungkin, kali ini Sultan akan membuat kejutan bagi tim-tim besar lainnya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh timnas Yunani tersebut.
Sementara itu, sejak kedatangan mahasiswa Dufah 15 Universitas Al-Ahgaff dari Mukalla tiga tahun lalu, PPJJ berubah menjadi tim raksasa yang sangat ditakuti lawan-lawannya. Hanya berselang satu tahun setelah kedatangan mereka, PPJJ berhasil memenangi kompetisi AMI Cup dengan mengalahkan Jawa Barat dengan skor 2-1.
Pada musim berikutnya, PPJJ berhasil mempertahankan gelarnya setelah menang atas Jawa Timur melalui drama adu penalti. Tidak hanya itu, di musim yang sama, PPJJ juga berhasil menjuarai AMI Champions League setelah menundukkan Jawa Barat dengan skor 2-1 di partai puncak.
Melihat latar belakang dan prestasi kedua tim, tampaknya mustahil bagi Sultan bisa mengalahkan PPJJ. Apalagi rekor buruk Sultan yang tidak pernah menang saat menghadapi PPJJ. Petemuan terakhir kedua tim terjadi pada Jumat dua pekan lalu. Waktu itu Sultan menyerah dengan dua gol tanpa balas.
Namun demikian, sekali lagi, fakta sejarah tersebut tidak bisa menentukan siapa pemenang pertandingan nanti. Terlalu gegabah kalau hanya dijawab melalui analisis prediktif matematis seperti di atas. Untuk mengetahui jawabannya, datang dan saksikan saja permaianannya besok pagi, langsung dari lapangan 'Santiago Berdebu' Al-Ahgaff.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!