Tarim – Sepak bola bukanlah pelajaran
matematis. Tiga dikurangi satu hasilnya tidak selalu dua, bahkan bisa jadi
minus tiga. Pengalaman bertanding, teknik bermain sepak bola dan dukungan penuh
para suporter yang dimiliki PPJJ (Paguyuban Pelajar Jawa Tengah dan
Jogjakarta), jika dikurangi dengan 'hanya' semangat bertanding ala Sultan
(Sulawesi dan Kalimantan), hasilnya belum tentu dua poin untuk PPJJ. Faktor-faktor
itulah yang dijadikan bekal kedua tim saat akan berhadapan dalam pembukaan
turnamen Piala AMI (Asosiasi Mahasiswa Indonesia) besok
pagi, Rabu, 16 Oktober 2013.
Sejarah telah
membuktikan, banyak sekali hasil akhir sebuah pertandingan sepak bola tidak
bisa diprediksi sebelumnya. Fakta di atas kertas yang ditulis oleh para ahli, acap
kali berbalik 180 derajat dengan fakta di lapangan yang menakjubkan. Itulah
sebabnya, cabang olah raga yang satu ini selalu mempunyai topik baru yang menarik
untuk diperbincangkan. Puluhan artikel dimuat tiap harinya di pelbagai media massa, seolah-olah
pembahasan mengenai hal ini tidak pernah ada habisnya.
Sepuluh tahun yang lalu, misalnya, siapa
yang mengira tim kuda hitam seperti Yunani bakal menjadi jawara di dataran Eropa.
Hanya bermodal semangat dan determinasi tinggi, tim asuhan Otto Rehhagel ini
berhasil merengkuh trofi Euro 2004 setelah mengalahkan tuan rumah Portugal di
partai final.
Begitu pula Sultan, tim yang baru genap dua
tahun mendeklarasikan dirinya ini tidak pernah diperhitungkan dalam setiap kompetisi
antardaerah di Universitas Al-Ahgaff. Meskipun begitu, bukan tidak mungkin,
kali ini Sultan akan membuat kejutan bagi tim-tim besar lainnya, sebagaimana
yang telah dilakukan oleh timnas Yunani tersebut.
Sementara itu, sejak kedatangan mahasiswa Dufah 15 Universitas Al-Ahgaff dari Mukalla tiga tahun lalu, PPJJ berubah menjadi tim raksasa yang sangat
ditakuti lawan-lawannya. Hanya berselang satu tahun setelah kedatangan mereka,
PPJJ berhasil memenangi kompetisi AMI Cup dengan mengalahkan Jawa Barat dengan skor 2-1.
Pada musim berikutnya, PPJJ berhasil
mempertahankan gelarnya setelah menang atas Jawa Timur melalui drama adu
penalti. Tidak hanya itu, di musim yang sama, PPJJ juga berhasil menjuarai AMI
Champions League setelah menundukkan Jawa Barat dengan skor 2-1 di partai
puncak.
Melihat latar belakang dan prestasi kedua
tim, tampaknya mustahil bagi Sultan bisa mengalahkan PPJJ. Apalagi rekor buruk
Sultan yang tidak pernah menang saat menghadapi PPJJ. Petemuan terakhir kedua
tim terjadi pada Jumat dua pekan lalu. Waktu itu Sultan menyerah dengan dua gol tanpa balas.
Namun demikian, sekali lagi, fakta
sejarah tersebut tidak bisa menentukan siapa pemenang pertandingan nanti. Terlalu
gegabah kalau hanya dijawab melalui analisis prediktif matematis seperti di
atas. Untuk mengetahui jawabannya, datang dan saksikan saja permaianannya besok
pagi, langsung dari lapangan 'Santiago Berdebu' Al-Ahgaff.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!