Entri ini merupakan serial tanya-jawab atas
pertanyaan dari beberapa teman mengenai apa saja. Perbedaan dengan tulisan di
label Tanggapan yang lainnya, jawaban di sini saya tulis lebih singkat tanpa
ulasan panjang lebar. Dan untuk membedakan antara pertanyaan dan jawaban,
tulisan yang bergaya miring adalah pertanyaan, dan yang tegak adalah
jawabannya. Selamat menyimak!
***
Kenapa jadwal waktu
shalat yang kamu buat menggunakan penanggalan Masehi, bukankah kalender Islam
itu adalah Hijriyah?
Penanggalan
adalah alat ukur waktu untuk menentukan peristiwa suatu kejadian secara pasti. Ada dua kalender yang dikenal oleh masyarakat Indonesia
secara umum, Masehi dan Hijriyah. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah,
jika kalender Masehi perhitungannya didasari atas peredaran matahari semu mengelilingi
bumi, maka kalender Hijriyah berpedoman pada perputaran bulan mengelilingi
bumi. Awal waktu shalat selalu dikaitkan dengan fenomena alam seperti, fajar
menyingsing, matahari terbit, pertengahan hari, panjang bayang-bayang, matahari
tebenam dan pudarnya rona merah senja. Semua itu adalah dampak dari aktifitas
matahari sepanjang hari dan tidak ada sangkut pautnya dengan pergerakan bulan.
Karena itulah, jadwal shalat yang beredar banyak memakai penanggalan Masehi.
Sebenarnya bisa juga menggunakan kalender Hijriyah dengan trik konversi dari
Hijriyah ke Masehi. Mudah bukan?!
***
Katanya kalau orang
belajar ilmu Falak bisa tahu bahwa daun pohon itu nanti akan jatuh pada hari
sekian, tanggal sekian dan jam sekian. Benarkah?
Saya
sendiri heran, kenapa sekarang sering mendengar pertanyaan seperti itu, padahal
dulu waktu di Indonesia
tidak pernah. Anggap saja begini; tahun diibaratkan sebuah pohon, bulan
diibaratkan sebuah dahan, tanggalnya adalah daun tersebut, sedangkan jam dan
menit adalah Hari dan Pasaran. Mereka yang belajar ilmu Hisab Falak dapat
mengetahui dengan pasti kapan jatuhnya 'daun' tersebut. Semisal, saya yang
lahir pada 27 Desember 1988 dapat diketahui dengan mudah bahwa tanggal tersebut
jatuh pada hari Selasa Wage.
***
Melalui ilmu Hisab
Falak, konon bisa menghitung umur seseorang. Bagaimana caranya?
Bisa.
Sebagai contoh, jika ada orang lahir pada tanggal 30 Desember 1997 dan
meninggal pada tanggal 4 Januari 2012, berapa umur orang itu? Cara sederhana
untuk mengetahui hal ini biasanya dengan mengurang tahun kematian dengan tahun
kelahiran. Berarti 2012 dikurangi 1997 sama dengan 15. Namun hasil yang
diperoleh kurang teliti dan mendetail.
Melalui
perhitungan Hisab Falak yang cermat dapat diketahui bahwa, orang tersebut sebenarnya
berumur 14 tahun lebih 5 hari berdasarkan kalender Masehi, atau 14 tahun 5 bulan
9 hari berdasarkan kalender Hijriyah.
Namun
jika yang dimaksud dengan mengetahui
umur adalah kapan hari kematiannya, hal tersebut tidak bisa diketahui melalui perhitungan.
Karena kematian adalah bagian dari takdir yang dirahasiakan oleh Tuhan.
Setinggi
apapun kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi yang dicapai oleh manusia
tidak akan mampu memahami teka-teki takdir yang begitu misterius. Bahkan
seandainya NASA berhasil mengevakuasi seluruh rakyat Amerika ke planet Mars,
mereka tidak akan pernah tahu kapan ajal itu datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dan tunggu kunjungan balik dari saya. Tabik!