Yayasan Maathih adalah tempat
penampungan orang gila telantar yang didirikan oleh KH Abdul Wahid Zuhdi
sepuluh tahun yang lalu. Yayasan swasta berkapasitas 40 orang ini berada di
area Pondok Pesantren Fadllul Wahid yang beralamat di daerah Ngangkruk, desa
Bandungsari, kecamatan Ngaringan, kabupaten Grobogan Jawa Tengah..
Segala bentuk operasional yang ada di
dalamnya mulai dari memasak, mengepel, memandikan, hingga prosesi pemakaman
jika ada yang meninggal, semuanya dilakukan oleh para santri. Bahkan ada dari
mereka yang rela mengabdikan diri untuk menjaga puluhan orang gila itu dan
bertempat tinggal satu asrama dengannya.
Suatu hari yang cerah, terjadi obrolan
ringan antara salah seorang petugas dengan orang-orang gila itu.
***
Petugas
: "Hai, para pemuda! Apa kalian gila semua?!"
"Tidaaak!"
jawab mereka serentak.
Edi
: "Hei Wawan! Kau tau apa ini?" (Edi menunjuk pada kedua matanya)
Wawan
: "Itu adalah pensil."
Perawat
: "Dasar orang gila. Coba kamu Tono, ini namanya apa?" (petugas
menunjuk pada mulutnya)
Tono
: "Tentu aku tahu, itu adalah mulut"
"Bagus.
Coba sekali lagi, kalau yang ini apa namanya? (petugas menunjuk pada
telinganya)
"Kuping,"
jawab Tono singkat.
"Tepat
sekali. Bagaimana kamu bisa tahu semua itu, Tono?" tanya petugas
keheranan.
Tono
: "Karena setiap kali aku bicara, aku selalu menggunakan ini. (sambil
menunjuk kepalanya)
"Apa
itu?" kata perawat.
Tono
: "Kaki."
Perawat
: #%&*@+(*$!
Sumber foto : Mahmud Yasin
Ha ha ha,,,yang gila siapa nih? ono ono wae kowe ki...
BalasHapusCerita di atas memang fiksi, tapi Yayasan Ma'athih benar-benar ada. Kalau Kang Sun pas kebetulan lewat daerah Ngaringan, bisa sekalian mampir.
Hapus